Joko Widodo dan NTT, Secercah Harapan
Kanisius Teobaldus Deki
STIE Karya
Hari-hari ini ramai diberitakan tentang rencana kedatangan Presiden RI Ir. Joko Widodo ke beberapa kabupaten di NTT. Dalam notulensi rapat Pemprov NTT pada Kamis, 30 Desember 2023, disebutkan empat wilayah yang akan didatangi Jokowi, sapaan akrab orang nomor satu RI itu. Kabupaten itu antara lain: Manggarai Barat, Manggarai, Nagekeo dan Kota Kupang. Namun sayangnya, kunjungan beliau kali ini batal. Belum ada konfirmasi alasan menyangkut pembatalan ini secara resmi.
Harus diakui bahwa Presiden Jokowi sangat kerap datang dan
mengunjungi NTT. Ada dua jenis kunjungan yang dilakukan beliau. Pertama nian,
meresmikan pelbagai mega proyek infrastruktur bagi NTT. Pembangunan Labuan Bajo
sebagai destinasi wisata super premium sangatlah memukau kita. Konsep
ketertinggalan yang disebabkan oleh jarak yang jauh dengan pusat, Jakarta, kini
diperpendek Jokowi dengan dua jam penerbangan langsung. Sebagaimana dalam
konsep pembangunan yang termaktub dalam Nawacitanya, pembangunan dari
pinggiran, Jokowi mempresentasikan kehadiran negara untuk membangun kawasan Labuan
Bajo secara serius dan tuntas.
Tak hanya berfokus pada pariwisata Labuan Bajo, ia juga
memerhatikan daerah lain sesuai potensi yang dimilikinya. Beberapa bendungan
raksasa dibangun Jokowi untuk mengairi ribuan hektar sawah dan menyediakan
pasokan air untuk pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat. Di Pulau Timor
Jokowi membangun bendungan Raknamo, Rotiklot, Temef dan Kolhua. Di Flores ada bendungan
Napun Gete di Sikka dan Ir. Sutami Mbay di Nagekeo. Pembangunan bendungan ini
menjadi sebuah upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui sektor
pertanian.
Kedua, selain berfokus pada kesejahteraan masyarakat,
Jokowi juga hadir di Kabupaten Ende pada peringatan Hari Kelahiran Pancasila, 1
Juni 2022 lalu. Kehadirannya ingin menandaskan eksistensi bangsa melalui
peristiwa kelahiran Pancasila di Ende, Flores, NTT. Peristiwa itu serentak
sebuah proklamasi tentang Ende sebagai situs sejarah pembentukkan bangsa
Indonesia. Pengalaman Presiden Soekarno berdampingan dengan masyarakat Ende
yang plural membangun identitas kebangsaan baginya ketika mempersiapkan
kemerdekaan negeri tercinta ini.
Selain Soekarno yang mengunjungi Ende dua kali sesudah ia
menjadi presiden, setelahnya tidak ada presiden yang datang ke wilayah itu.
Bahkan ketika Soeharto mengunjungi Sikka pada 1 April 1982 dan Borong tahun
1981 di masa awal kekuasaannya, ia tak menghampiri Ende. Padahal di masa Orde
Baru, Pancasila sebagai sebuah entitas bangsa ini sangat getol dibicarakan dan
bahkan dijadikan ideologi tunggal.
Absennya Presiden Soeharto ke Ende, demikian presiden selanjutnya,
termasuk Megawati, memberi ruang lemah bagi kerinduan anak bangsa ini bagi
pengakuan Ende sebagai rahim Pancasila. Megawati selaku anak kandung
Soekarnopun tak sampai mengunjungi situs bersejarah itu. Ia hanya sampai pada
tahap mengagendakan kunjungan pada masa ia memimpin republik ini. Termasuk
setelahnya, ketika ia menjabat sebagai Ketua PDI Perjuangan, Megawati tak jua
ke Ende.
Nawacita yang Berkelanjutan
Begitu kerapnya Jokowi datang ke NTT, tentu menimbulkan
secercah harapan. Hal ini memang beralasan. Sejak Jokowi dipercayakan menjadi
Presiden dalam masa jabatan pertama ia menggaungkan Nawacita. Melalui
Nawacitanya ini, Indonesia diharapkan mampu berubah dan menjadi negara yang
berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam
kebudayaan. Sembilan prioritas Nawacita Jokowi kemudian mengilhami Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
Pada poin ke-3 dinyatakan: “Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan”. Pada bagian ini termaktub di dalamnya desentralisasi asimetris,
pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa, kawasan timur Indonesia dan
kawasan perbatasan, penataan daerah otonomi baru untuk kesejahteraan rakyat dan
mengimplementasi Undang-undang Desa.
Kawasan Timur Indonesia, termasuk NTT di dalamnya, dan
kawasan perbatasan adalah wilayah yang selama ini tidak mengalami pemerataan
pembagian kue pembangunan. Kehadiran Jokowi sebagai kepala negara telah
merepresentasi kehadiran negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Nawacita ini tetap dilanjutkan ketika ia dipercaya
masyarakat Indonesia untuk periode kedua. Penentuan Labuan Bajo sebagai
destinasi super premium yang diikuti oleh kehadiran Badan Otorita Pariwisata
dengan wilayah kerja kawasan Bima NTB hingga Flores-Lembata telah memberi
dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi saat ini dan di masa depan.
Kebijakan-kebijakan pembangunan Jokowi di NTT berkiblat
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tentu terus disokong dengan
pelibatan aktif semua elemen: pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Dari
pihak kita di NTT, mengisi ruang yang telah disediakan Jokowi. Semua aktivitas
usaha harus berorientasi mendorong bertumbuhnya ekonomi yang produktif, kreatif
dan inovatif. Tujuan akhirnya adalah memberi pengaruh positif pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Sebagai pemimpin dan negawaran, Jokowi tetap berusaha
mengimplementasikan Nawacitanya hingga ke penghujung masa baktinya di tahun 2024.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan pertama tahun 2023 sebesar
3,73%. Pertumbuhan ini diharapkan akan terus meningkat pasca penanganan pandemi
Covid-19. Demikian angka kemiskinan menurun dari 21,35% tahun 2018 menjadi
19,96% pada Maret 2023.
Prestasi-prestasi Jokowi untuk Indonesia, khususnya bagi
NTT, tentulah hal yang membanggakan dan patut diapresiasi. Ia telah membantu
NTT secara nyata. Itulah sebabnya juga, kerinduan masyarakat NTT bagi kehadiran
Jokowi secara fisik menjadi sebentuk ungkapan kegembiraan yang tak dapat
dilawan dengan narasi anti Jokowi.***
Nama : Febriane S. P. Wanus
ReplyDeleteProdi : Akuntansi
Semester : 1
NIM : 20224007
Saya akan memberikan komentar terhadap artikelnya :
Artikel ini menggambarkan komitmen Presiden Joko Widodo terhadap pembangunan Nusa Tenggara Timur (NTT), meskipun kunjungannya baru-baru ini dibatalkan. Fokus pada infrastruktur, seperti bendungan dan pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi lokal. Kehadiran Jokowi di Ende untuk memperingati Hari Kelahiran Pancasila menekankan pentingnya sejarah dalam membangun identitas nasional. Secara keseluruhan, artikel ini mencerminka harapan akan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di NTT, meskipun tantangan tetap ada dalam memastikan pemerataan perhatian dari pemerintah.
Nama : SERLIANA HELENA MENTARI
ReplyDeleteProdi :Akuntansi
Semester :1
Artikel ini membahas upaya Presiden Jokowi membangun NTT melalui infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan, seperti di Labuan Bajo dan Ende. Pembatalan kunjungan Jokowi kali ini mengecewakan, namun semua pihak perlu bekerja sama agar pembangunan di NTT terus berjalan.
Nama:FANILIA IVA FADILY
ReplyDeleteProdi:Akuntansi
Semester:1
Artikel ini membahas tentang kedatangan dan dukungan dari negara yang diwujudkan oleh Bapak Presiden Jokowidodo dalam mendukung pembangunan infrastruktur,destinasi wisata dan hal lainnya yang dapat mendukung kemajuan di wilayah-wilayah yang ada di NTT.
Nama : Margareta Efrasia Panul
ReplyDeleteProdi : Akuntansi
Semester : 1
Artikel ini memberikan perspektif yang sangat komprehensif dan positif tentang peran Presiden Joko Widodo dalam pembangunan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan penekanan pada realisasi Nawacita, terutama terkait pembangunan dari pinggiran, tulisan ini menunjukkan bagaimana kepemimpinan Jokowi telah memberi dampak nyata bagi wilayah yang selama ini sering dianggap tertinggal dalam distribusi pembangunan nasional.
Pembangunan infrastruktur strategis seperti bendungan, bandara, dan kawasan wisata super premium di Labuan Bajo menjadi bukti konkret bahwa perhatian pemerintah pusat terhadap NTT bukan sekadar retorika, melainkan tindakan nyata yang membawa perubahan signifikan. Selain itu, upaya Jokowi mengangkat situs sejarah Ende sebagai rahim kelahiran Pancasila menunjukkan kepeduliannya terhadap warisan sejarah yang memperkokoh identitas kebangsaan.
Secara keseluruhan, artikel ini tidak hanya menjadi refleksi apresiasi terhadap kepemimpinan Jokowi, tetapi juga seruan kepada semua pihak untuk menjaga momentum pembangunan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebuah ulasan yang sangat mendalam, informatif, dan menginspirasi!