Kanisius
Teobaldus Deki
Dosen STKIP St. Paulus Ruteng
Perhelatan akbar Pilkada di kabupaten
Manggarai telah usai. Usaha untuk membawa persoalan Pilkada Manggarai ke pentas
Mahkamah Konstitusi juga sudah dilakukan. Perjuangan untuk meraih kemenangan
sudah berakhir. Walaupun pada hari ini (Selasa, 16 Februari 2016) demonstrasi
masih mewarnai suasana kota Ruteng untuk memerotes hasil Pilkada dengan segala
tuntutannya, semua itu tidak menegasikan keputusan MK yang menolak gugatan
Paslon Nomor Urut Dua. Juga di sana sini masih terlihat postingan di media
sosial yang menolak pelantikkan, pergerakkan semacam itu tak membatalkan gladi
bersih persiapan pelantikkan Deno-Madur esok di Kupang bersama kepala daerah
lainnya. Semua aksi protes seakan mental di hadapan kuasa semesta yang masih
memberi tempat pada bupati-wakil bupati terpilih Deno-Madur untuk pelantikan
itu.
Bisa dikata usaha dan segala daya upaya
untuk membatalkan pelantikan Deno-Madur kandas di hadapan hukum dan di hadapan
kenyataan. Apakah kekandasan itu akan melahirkan gerakan anti Deno-Madur yang
lebih massif dan meluas? Itulah pertanyaan yang kerap muncul berhadapan dengan
fakta bahwa penolakan terhadap pasangan ini menjadi sebuah aksi serius dengan
militansi yang tak terukur. Jawabannya sudah bisa ditebak: tidak perlu!
Tulisan ini lebih sebuah usaha
konsentisasi sekaligus sebuah tawaran pilihan sikap. Sebuah permenungan yang
datang dari sisi tilik seorang yang mencintai Manggarai. Hasil sedimentasi
pikiran yang berkiblat pada pembangunan yang tetap terus dilanjutkan.
Kabupaten Kaya
Kabupaten Manggarai memiliki wilayah
seluas 1.915,62 km
persegi. Kabupaten ini terdiri dari 11
Kecamatan, 145
desa
17 kelurahan, 421 Dusun, 54 lingkungan, 816
RW dan 1804 RT. Pada tahun 2014, penduduk Manggarai berjumlah 337.286 jiwa dengan rincian
penduduk: pria berjumlah 168. 049 jiwa dan penduduk wanita berjumlah 169.237.
Jenis tanah Manggarai adalah Latosol 31,9%, Mediterian 36,53%, Litosol, 52,60%.
Rata-rata curah hujan di Kabupaten Manggarai
adalah 2,440,9 mm dan rata-rata bulan basah 7 bulan. Kelembaban Udara terendah
terjadi pada bulan juli (78%) dan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan februari (94%).
Batas wilayah Kabupaten
Manggarai, di sebelah timur Kabupaten Manggarai Timur; sebelah Barat, Kabupaten Manggarai Barat; Utara, Laut Flores dan
Selatan,
Laut Sawu. Secara geografis terletak pada 08°.14' LS - 09°.00 LS dan
120°.20' BT - 120°.55'° BT.
Penduduk Manggarai tahun 2013 berjumlah 332 560 Jiwa
dengan rincian penduduk Laki-laki
berjumlah 164 966 jiwa; sedangkan
perempuan berjumlah 167
594 jiwa dengan
jumlah 82.588
KK.
Rata-rata kepadatan penduduk
173,60 per Km2.
Dari sisi geografi, topografi dan
demografinya, Manggarai adalah salah satu kabupaten yang kaya, baik sumber daya
alamnya (SDA), maupun sumber daya manusianya (SDM). Dari aras SDA, Manggarai
adalah penghasil tanaman perkebunan dan perdagangan yang dapat diandalkan.
Kopi, cengkeh, fanili, kemiri, coklat, padi dan jagung adalah produk andalan
yang dapat menghidupkan rakyat Manggarai. Meksipun dikepung oleh tawaran dan
pasokan pangan dari luar Manggarai, rakyat Manggarai masih setia mencukupi
pangannya dari pengelolaan sawah-sawahnya.
Dari sisi SDM, masyarakat Manggarai sudah
dominan melek huruf. Pola hidup yang sehat juga sudah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari budaya hidup bersih. Kekayaan inilah yang menjadi tumpuan
pembangunan kesejahteraan rakyat Manggarai. Bagaimana menghubungkan SDA dengan
SDM adalah ruang yang dapat digunakan oleh Deno-Madur dalam kebijakan
pembangunan mereka.
Memberi Jawaban Aktual
Di tengah hiruk pikuk protes yang tak pernah sepi, bagaimana
Deno-Madur bisa membangun Manggarai? Ada empat aspek utama yang perlu dibenahi.
Pertama,
krisis air yang melanda Manggarai adalah ancaman besar untuk kehidupan
masyarakat banyak. Karena itu, upaya perlindungan memperbaiki mutu pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup diarahkan untuk
menurunkan jumlah
lahan kritis. Selain itu penegakan hukum bagi perambah kawasan
hutan serta meningkatkan
pemanfaatan lahan melalui pengembangan tanaman kehutanan dan perkebunan.
Kondisi kawasan
hutan di daerah ini banyak mengalami degradasi akibat pembalakan liar oleh orang -orang yang tidak bertanggungjawab
yang menimbulkan adanya lahan kritis baik di dalam maupun di luar kawasan
hutan.
Kedua, pertumbuhan lapangan kerja. Dengan makin banyaknya
angka kelahiran dan pertumbuhan jumlah penduduk angka produktif makin besar,
penyediaan tenag kerja juga makin dibutuhkan. Dalam area ini, pemerintah
sedapat mungkin memanfaatkan tanah Manggarai yang subur untuk menjadi lahan
bagi agroindustri dengan pembudidayaan tanaman holtikultura. Pendidikan dan
keterampilan yang cukup bagi pencari kerja luar daerah merupakan syarat mutlak
sehingga mereka dapat bekerja di sector yang dapat memberikan upah yang layak.
Hal ini mesti sejalan dengan usaha memberikan pelayanan adminsitratif yang
memudah pencari kerja sehingga mereka dapat meninggalkan daerah dengan dokumen
resmi dan lengkap.
Ketiga, infrastruktur masih diperlukan untuk daerah-daerah
tertentu: rumah yang dialiri arus listrik, akses jalan aspal menuju kampong,
fasilitas pendidikan, kesehatan yang pada intinya membukatikan intervensi
negera (pemerintah) terhadap rakyatnya. Usaha pemerintah untuk mengupayakan
bagi hasil listrik geothermal harus mendapat dukungan yang luas dari
masyarakat.
Keempat, Manggarai memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.
Warisan leluhur. Manggarai tak bisa dilepas-pisahkan begitu saja dengan
kebudayaan sebagai identitas khasnya. Dalam seluruh tatanan kehidupan,
inspirasi budaya lonto-leok harus
menjadi penciri para pemimpin mengambil keputusan. Berembug mendiskusikan
sesuatu datang dari pengandaian bahwa pemimpin tidak berjalan sendirian. Dia
memiliki rekan dalam multi level. Karena itu, menghadirkan budaya dan nilainya
dalam seluruh aras pembangunan adalah kemutlakan yang tak dapat dinegasikan
begitu saja. Hal ini pada akhirnya memuliakan semua yang disebut Manggarai.
Tentu Deno-Madur tak bisa berjalan
sendiri. Masyarakat tidak bisa tinggal diam dan pasif. Pembangunan yang hanya
bertumpu pada pemimpin tentu tidak akan berjalan sesuai harapan kita bersama. Masyarakat
perlu menciptakan iklim yang kondusif sehingga mereka dapat bekerja dengan
baik. Pertentangan dan pertikaian tidak akan menyelesaikan masalah. Mari kita
bahu membahu mendukung Deno-Madur untuk membangun Manggarai bersama-sama dari
kecintaan yang tulus dan iklas.***
Dipublikasikan pertama oleh: www.nusalale.com pada 16 Februari 2016.
Dipublikasikan pertama oleh: www.nusalale.com pada 16 Februari 2016.
No comments:
Post a Comment