Saturday, 10 November 2018

Merenung dan Mengenal Diri

Kanisius Teobaldus Deki


            Sokrates dalam Apologia menceritakan kisah tentang dirinya mengapa ia disebut bijaksana. Sokrates menyadari siapa dirinya. Kesadaran akan diri sendiri sangat penting untuk mengenal diri. Dengan mengenal diri secara baik manusia akan menjadi bijaksana. Sokrates menandaskan hal itu dengan berkata:

              “That, I take it, would be fairly spoken; and I shall try to show you what it is that has given me this name and ill repute. Pray listen. Some of you, perhaps, will take me to be joking, but be assured that I shall tell you the simple truth. The fact is, fellow citizen, that I have got this name through my possession of certain wisdom. What sort of wisdom is it? A wisdom, doubtless, that appertains to man. We respect to this, perhaps, I actually am wise; whereas those others whom I just now mentioned may possibly be wise with a wisdom more than human, or else I do not know what to say of it; as for me, I certainly do not possess it, and whoever says I do is lying, and seeks to injure me.”[1]
              (Saya yakin, itu akan menjadi buah bibir, dan saya akan berusaha untuk menunjukkan kepada kalian julukan dan reputasi yang diberikan kepada saya. Mohon dengar. Barangkali beberapa di antara kalian berpendapat bahwa saya sedang bergurau, tetapi percayalah bahwa saya akan katakan kepada kalian kebenaran yang sejati. Faktanya, saudara-saudara sebangsa, adalah bahwa saya mendapat julukan ini melalui kebijaksanaan tertentu yang telah saya miliki. Kebijaksanaan macam apa itu? Tak dapat diragukan lagi, yaitu suatu kebijaksanaan yang berkaitan erat dengan manusia. Kita hormati kebijaksanaan ini, dan barangkali, saya memang adalah orang yang bijaksana; sedangkan mereka yang baru saja saya sebutkan tadi mudah-mudahan bisa menjadi bijaksana dengan suatu kebijaksanaan lebih dari yang biasa, jika tidak, saya tidak tahu harus mengatakan apa tentang kebijaksanaan itu sejauh menyangkut saya, saya sungguh tidak memilikinya, dan siapa saja yang mengatakan bahwa saya memiliki kebijaksanaan itu adalah penipu dan berusaha menghancurkan saya).

            Karena itu bagi Sokrates permenungan sangat penting. Permenungan merupakan langkah awal untuk mengenal diri. Semakin seseorang masuk ke dalam dirinya melalui permenungan atau daya refleksi maka manusia akan mencapai pemahaman benar tentang dirinya sendiri. Ia akan mengenal dirinya sendiri dengan baik. Dari pemahaman yang benar tentang diri, Sokrates yakin, manusia akan mencapai suatu kebijaksanaan yang menghantarnya kepada kebahagiaan.




[1] Ibid, p. 52.

No comments:

Post a Comment