Kanisius Teobaldus Deki
Jelang tanggal 9 Desember 2020, eskalasi ketegangan
meningkat. Beberapa kasus kekerasan terhadap anggota Laskar 88 terjadi begitu
cepat. Peristiwa pemukulan hingga terluka menjadi kenyataan yang mencengangkan.
Pertanyaan yang muncul adalah “haruskah setiap soal diselesaikan dengan
kekerasan?”Sungguh peristiwa yang sangat disesali. Kita masih menunggu hasil
penyelesaian kasus-kasus pemukulan itu oleh pihak berwajib. Setidaknya, kendati
Pilkada sudah berlalu, kebenaran harus diungkap dan keadilan menjadi kenyataan
bagi semua pihak.
Pada subuh 9 Desember 2020, cuaca kurang mendukung.
Angin kencang bertiup. Hujan mengguyur. Di banyak tempat, hujan dan angin badai
seakan-akan berlomba nyali dengan penyelenggara Pilkada dan para pemilih. Namun
cuaca yang kurang mendukung tidak mengganggu atau menghalangi niat para pemilik
suara untuk bergegas menuju TPS. Catatan KPUD Manggarai memperlihatkan angka
partisipasi pemilih terbilang baik yakni 78,3% melebihi target nasional 77,5%.
Artikel ini ingin menganalisis Pilkada Manggarai,
sebuah catatan apresiatif terhadap pola berdemokrasi di Manggarai dan rencana
masa depan untuk kabupaten tercinta ini.
Kemenangan
Rakyat
Prosesi Pilkada
berjalan lancar, aman, jujur dan adil. Dari seluruh penjuru Manggarai
dilaporkan bahwa penyelenggaraan Pilkada tanpa kendala. Dengan system scaning C-1, pada pkl.14.00 wita, sudah
banyak dokumen scaning C-1 masuk ke
computer perekap di setiap Sekretariat Paslon. Hingga pkl. 17.00, hampir
setengah dokumen C-1 terdata di computer. Di Sekretariat
H2N ada dua tim hitung cepat (quick count).
Tim pertama, memperlihatkan hasil Deno-Madur meraih 38,7 %,
sedangkan Hery-Heri meraih 61,3%. Hitung cepat ini menetapkan margin of error 1%. Tim kedua, memeroleh
hasil, Deno-Madur mendulang 37% dan Hery-Heri mendulang 63%, margin of error ditetapkan 3%. Hitungan
cepat ini tentu saja menjadi pembuka tabir kemenangan yang pengukuhannya masih
menunggu Keputusan KPUD Manggarai.
Paslon Hery-Heri yang
melakukan konferensi pers (press
conference) pada pkl. 18.00 menyampaikan bahwa H2N menang atas Paslon DM.
Kemenangan ini adalah kemenangan rakyat Manggarai yang menginginkan perubahan.
Dalam kesempatan itu, hadir Tim Kerja, 10 Parpol Pengusung dan Pendukung: PDIP,
Golkar, PKB, Hanura, PKS, Gerindra, Perindo, PKPI, PSI dan Garuda dan para
pendukung serta insan pers. Tempik sorak sorai tak bisa dielak. Kegembiraan
meluap-luap. Dalam sekejab, Sekretariat H2N di Wae Palo penuh sesak.
Bersamaan dengan itu,
kemah terop di Watu, rumah kediaman Hery Nabit, calon Bupati, didatangi banyak
orang dari seluruh penjuru Manggarai. Malam itu, kebahagiaan terpancar dalam
seluruh wajah tetamu yang datang. Kemenangan ini sudah ditunggu-tunggu sejak
Pilkada tahun 2010. Pada Pilkada 2015, Hery-Adolf (Head) hampir menang dengan
kekalahan tipis. DM waktu itu meraih 73.675 suara (50,64%) sedangkan Head
memeroleh 71.820 suara (49,36%). Selisihnya sangat tipis yakni 1.855 suara
(1,28%).
Kembang api
diluncurkan ke angkasa. Suaranya memecah keheningan malam. Pecahan api
berwarna-warni menghiasi kegelapan malam menambah kesemarakan. Suara hiruk
pikuk kendaraan dan manusia berbaur menjadi satu. Petugas keamanan sigap di
tempat-tempat keramaian.
Selang 7 hari
kemudian, pada 16 Desember 2020, KPUD Manggarai mengeluarkan Surat Keputusan
Penetapan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pilkada Manggarai tahun 2020
dengan Nomor 130/HK.03.1-Kpt/5310/Kab/XII/2020. Dalam Sura Penetapan itu, KPUD
menyatakan bahwa Paslon Nomor Urut 1 Deno-Madur meraih 67.354 suara (39,34%)
dan Paslon Nomor Urut 2 Hery-Heri meraih 103.872 suara (60,66%). Kekalahan DM
sungguh telak dan tak tersangkakan sebelumnya. Perbedaan jumlah suara sangat
jauh, 36.518 (21,32%).
Faktor-faktor Penentu
Apa yang menjadi
factor penentu kemenangan H2N? Apa yang menjadi factor penentu kekalahan DM?
Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang terus melintas di pikiran banyak orang.
DM memang tidak sendirian terjungkal ke jurang kekalahan. Para incumbent lain di NTT juga mengalami hal
yang sama. Pos Kupang edisi cetak pada 11 Desember 2020 mencatat sebanyak 8 incumbent tertinggal jauh dalam
perhitungan suara sementara.
Bahkan hingga hasil
akhir perhitungan suara, kenyataan itu tidak mengalami perubahan. Bupati Sabu
Raijua, Rihi Heke, Bupati Malaka Stefanus Bria Seran, Bupati Sumba Barat
Agustinus Niga Dapawole, Bupati Ngadha Paulus Soliwoa, Bupati Belu Wilybrodus
Lay juga mengalami kekalahan yang sama. Petahana Wabup juga mengalami nasib
serupa: Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali, Manggarai Barat Maria Geong dan Sumba
Barat Marthen Ngailu Toni.
Analisis yang
berkembang hingga para incumbent ini
dapat dikalahkan memperlihatkan beberapa factor penting. Pertama, secara nasional Presiden Jokowi dijadikan panutan. Ada
begitu banyak gebrakan Jokowi menyentuh masyarakat hingga lapisan paling bawah.
Gebrakan-gebrakan dalam pembangunan memberikan aksentuasi tersendiri bagi
masyarakat yang merasakan dan mengalaminya. Dalam situasi nasional yang
memiliki perkembangan kemajuan yang tampak nyata, gema perubahan menjadi
pilihan yang utama.
Kedua, miskin inovasi. Rakyat membutuhkan inovasi baru dalam
pembangunan. Rupanya para incumbent
terhalang usia. Rata-rata incumbent memiliki
usia di atas 60 tahun. Padahal inovasi-inovasi inilah yang dibutuhkan
masyarakat dalam setiap bidang kehidupan: infrastruktur, sumber daya manusia,
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Ketiadaan inovasi menyebabkan masyarakat
jenuh dengan pola kepemimpinan incumbent.
Ketiga, gerakan kaum milenial. Di Manggarai, kelompok sayap H2N
seperti Laskar 88, Weta de Hery-Heri dan Perempuan Bangkit menyedot perhatian
public dalam masa kampanye. Mereka memainkan peran strategis dengan militansi
yang terukur. Uniknya, kelompok-kelompok sayap ini bertumbuh spontan di mana-mana.
Mereka memiliki banyak ide kreatif yang menarik simpati dari warga pemilih.
Meski tanpa satu struktur yang hirarkis, kelompok-kelompok sayap ini otonom di
semua wilayah. Garis koordinasinya sangat sederhana. Mereka menciptakan
ruang-ruang baru berdemokrasi dengan keberanian untuk menolak politik uang (money politics) dan politik kekerasan (non-violence politics). Gerakan kaum
milenial dalam wajah Laskar 88, Weta de Hery-Heri dan Perempuan Bangkit memberi
artikulasi baru pada politik di Manggarai yang bebas dari tekanan dan suap.
Bahkan mereka tidak segan-segan mencegat para pihak yang dicurigai akan
membahayakan demokrasi di Manggarai.
Keempat, keberhasilan pendidikan politik. Pendidikan politik yang
dilakukan oleh banyak pihak menunjukkan hasil yang positif. Peran para pemikir
dan partai politik dalam melakukan kampanye-kampanye politik perlahan-lahan
membuahkan hasil. Masyarakat mulai sadar bahwa hakikat berdemokrasi adalah
mereka menentukan nasibnya sendiri melalui kandidat dan program pembangunan yang
mereka canangkan. Kemampuan membaca program pembangunan menyebabkan mereka
memilih sesuai dengan hati nurani mereka.
Kelima, ketokohan kandidat dan program kerja baru. Sejak tahun
2010, Hery Nabit sudah menjadi petarung, melawan incumbent Christian Rotok-Kamelus Deno. Hery Nabit waktu itu
berpasangan dengan Yustina Ndung. Sejak saat itu, Hery Nabit memiliki pendukung
fanatic. Di Pilkada 2015, Hery Nabit berpasangan dengan Adolf Gabur, ketua DPD
Partai Hanura Kabupaten Manggarai. Nyaris menang! Walaupun kembali kalah untuk
kedua kalinya, pendukung fanatic Hery tetap setia menjadi muatan dasar di
setiap moment Pilkada. Di Pilkada 2020, tokoh-tokoh besar Manggarai yang
sebelumnya mendukung DM kini hijrah ke H2N. Alasan mereka sederhana, kemajuan
yang dijanjikan DM tahun 2015 tak kunjung jadi kenyataan. Dari sisi ini,
ketokohan Hery Nabit selaku kandidat bupati menjadi salah satu kunci kemenangan
H2N. sebuah kemenangan yang fantastis.
Sejalan dengan
ketokohan, program kerja yang ditawarkan juga sungguh menyentuh kalbu. Empati
H2N terhadap petani, nelayan, pendidikan, kesehatan, para guru honorer, menjadi
sentrum perhatian masyarakat.
Keenam, kerja tim yang solid. Teamwork
pada H2N disebut sebagai Koalisi Rakyat Manggarai. Kerja tim sangat rapih, dari
kabupaten hingga kampong. Dengan soliditas yang terus terbangun, termasuk
dengan partai politik, semua elemen masyarakat, terlibat aktif. Program yang
terencana, evaluasi yang terus menerus menjadi salah satu kunci kemenangan H2N.
Ketujuh, kerelaan masyarakat. Dalam banyak kesempatan, masyarakat
mengundang H2N untuk datang ke kampong mereka. Masyarakat sudah menyiapkan
segala sesuatu secara sukrela dan tanggung renteng. Hery-Heri diminta datang.
Bahkan di beberapa tempat, karena sudah kesulitan waktu hampir tak terlayani.
Namun masyarakat memastikan bahwa segala hal mereka sudah siapkan, kandidat dan
tim tak perlu repot lagi. Ini adalah situasi yang lahir dari kerinduan memiliki
pemimpin baru. Di mana-mana situasi ini dirasakan dan dialami sebagai sebuah
berkat. Filosofinya, untuk menemukan pemimpin yang sejati, itu adalah tugas dan
tanggung jawab bersama. Masyarakat tidak lagi diminta untuk berpartisipasi,
melampaui harapan itu, mereka adalah partisipasi itu.
Kerja Besar ke Depan
Politik Pilkada
dengan segala ceritanya kini telah berakhir. Kerja besar sedang menanti. Rakyat
Manggarai sudah mencatat program-program pembangunan yang akan diimplementasi
oleh H2N. Mereka rindu apa yang menjadi janji kampanye menjadi kenyataan.
Karena, pada galibnya, seorang pemimpin dipilih untuk kemaslahatan dan
kesejahteraan banyak orang.
Jelang pelantikkan
pada 14 Februari 2021, kiranya terdapat cukup waktu untuk melakukan
sinkronisasi program pembangunan ke OPD-OPD, Badan atau Bagian, Perumda-Perumda
serta semua struktur dan kelembagaan pemerintah yang mendukung. Sejalan dengan
itu, perlu sebuah grand design strategy.
Menurut hemat saya, ada beberapa hal yang sedianya dilakukan:
Pertama, Penyiapan RPJMD. RPJMD sesuai ketentuan adalah kerja
eksekutif sesuai amanat undang-undang. Namun perlu sinkronisasi program
pembangunan dengan yang sudah dinyatakan dalam kampanye politik. Dengan
demikian, program-program itu sudah direncanakan dalam Rencana Kerja Tahunan
(RKT) pada semua OPD, Perumda dan unsur-unsur lainnya.
Kedua, restrukturisasi manajemen. Pada semua level (OPD, Perumda,
Camat, Lurah) dilakukan evaluasi menyeluruh untuk melihat kapasitas,
kapabilitas dan kualitas kepemimpinan dan tim kerja. Evaluasi ini diperlukan
untuk menjaring pemimpin-pemimpin handal yang memenangkan program pembangunan
Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Prinsip “the
right man on the right place” dijadikan sebagai salah satu pilihan untuk
memenangkan program pembangunan untuk rakyat.
Perumda seperti PDAM
dan MMI diberdayakan untuk mendatangkan keuntungan bagi daerah. Evaluasi dan
restrukturisasi juga menjadi hal yang mungkin jika capaian kinerjanya belum
maksimal. Tujuannya jelas, demi kemajuan perusahaan dan kesejahteraan
masyarakat Manggarai.
Ketiga, pembinaan ASN dan Tenaga Kontrak Daerah. Sebagai warga
Negara ASN memiliki hak politik yang sama. Namun sebagai abdi masyarakat mereka
memiliki tugas mengayomi, mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat. Dalam
praktik berpolitik selama masa Pilkada, ditemukan oknum-oknum tertentu yang
berprilaku melawan hakikat dirinya sebagai abdi Negara dan masyarakat.
Jika ada keterlibatan
yang keliru melalui fake account di social media itu merupakan bentuk-bentuk
penyimpangan yang harus ditangani melalui pembinaan dan pendampingan lebih
lanjut. Sejalan dengan itu, reevaluasi atas tenaga kontrak daerah juga
dilakukan. Fokusnya adalah pada kinerja, kualitas dan etos kerja. Daerah ini
membutuhkan orang-orang yang memiliki tanggung jawab dalam bekerja memajukan
Manggarai. Tuntutan ini bersifat mutlak karena baik ASN maupun Tenaga Kontrak
Daerah dibiayai oleh pajak rakyat.
Keempat, kerja sama multipihak. Pembangunan tidak bisa berjalan
karena kerja sendiri. Ini adalah megaproject yang membutuhkan kerja sama banyak
pihak. Karena itu, dibutuhkan tools
evaluation (perangkat evaluasi) atas pembangunan serta waktu berkala untuk
duduk bersama membuat evaluasi atas kinerja Bupati-Wakil Bupati. Dalam kaitan
dengan ini, kiranya dibutuhkan sebuah Sekretariat Bersama (Sekber) untuk
merancang bangun program pembangunan, pengawasan dan evaluasi atasnya. Di
beberapa tempat Sekber ini menjadi bagian dari Bappeda (BP4).
Jangan Takut!
Perolehan suara H2N
dalam Pilkada ini sangatlah fantastis. Perolehan tertinggi di seluruh NTT. Itu
adalah kepercayaan sebagian besar rakyat Manggarai untuk menjalankan roda
pembangunan. Kepercayaan itu juga mengisyaratkan agar Hery Nabit dan Heri
Ngabut membangun Manggarai dalam kuasa penuh. Hal-hal mana saja yang diperlukan
demi kesejahteraan rakyat Manggarai hendaklah diambil dengan penuh keberanian,
tanpa rasa takut.
Rasa takut yang benar
hanyalah kepada kebenaran, keadilan dan kebaikan. Bertindak tegas terhadap
pihak-pihak yang memperlambat arus pembangunan adalah sesuatu yang seharusnya.
Selamat bekerja, Tuhan memberkati!***
No comments:
Post a Comment