Kanisius Teobaldus Deki
Pada 10 Juni 2019 saya bertolak ke Labuan
Bajo. Saya memenuhi undangan Pak Gubernur NTT untuk mengikuti Rapat Koordinasi
(Rakor) Gubernur dengan para bupati/walikota bersama pelaku usaha dan petinggi
lembaga keuangan se-NTT. Bagi saya, ini kesempatan yang strategis untuk ikut
langsung dalam diskusi tentang pembangunan NTT. Pagi 11 Juni 2019, pkl. 08.30
saya memasuki lobby hotel Ayana yang masyur itu. Lalu registrasi. Sebuah ketakjuban
yang sulit dihindari saat menyaksikan keindahan Labuan Bajo dan pulau-pulaunya
dari lobby hotel.
Tempat Rakor di lantai bagian bawah. Saya menuruni
gedung dengan lift. Di sana sudah banyak yang hadir. Para bupati dan wali kota
sudah siap di ruang rapat. Demikianpun petinggi lembaga keuangan, baik bank
maupun koperasi. Saya duduk bersebelahan dengan direktur utama bank NTT. Bagi saya,
pertemuan ini memiliki nilai yang sangat besar daya ungkitnya untuk membangun
kebijakan pembangunan di NTT. Ada banyak hal yang membantu untuk memperluas
wawasan sekaligus memperkuat komitmen pelayanan untuk bidang kerja
masing-masing.
Tiga
Fokus Utama Pak Gubernur
Para bupati dan walikota masing-masing diberi
kesempatan untuk presentasi. Kami diminta menjadi penanggap. Biasalah, pada
kesempatan ini, para kepala daerah unjuk kemampuan dan prestasi. Sesudahnya Gubernur
mengomentari semua presentasi itu. Pertama,
Pak Viktor membaca peta potensi daerah setiap kabupaten/kota. “Untuk Manggarai
produk unggulan kalian adalah kopi. Hendaklah seluruh NTT mendapat pasokan kopi
dari Manggarai. Semua hotel di sini menyediakan kopi asli Manggarai. Manggarai harus
dikenal karena produksi kopinya yang mendunia”, berapi-api Pak Viktor saat itu
bicara.
Memang pernyataan Pak Viktor ini sungguh
mengena. Sejak zaman dahulu Manggarai menjadi terkenal karena produksi kopinya.
Kopi Manggarai dikenal di berbagai Negara. Pada zaman Pak Gaspar Ehok dan Pak
Christ menjadi bupati, sector ini sungguh diperhatikan. “Kami tidak lagi
mendapat perhatian dari pemerintah. Anakan kopi yang kami miliki masih dari
Bupati sebelumnya. Pendampingan oleh PPL untuk petani tanaman perdagangan tidak
ada”, ujar petani saat kami melakukan assessment
petani kopi dampingan Yayasan Ayo Indonesia di 12 desa dalam 5 kecamatan
kabupaten Manggarai.
Hal kedua yang disentil oleh Pak Gubernur
saat di Ayana adalah peran strategis kepala daerah untuk memajukan pertumbuhan
ekonomi masing-masing wilayah. Bupati/Walikota adalah actor utama dalam
merencanakan pertumbuhan ekonomi melalui penguatan sector-sektor unggulan
daerah, manajemennya hingga distribusinya. “Tugas Bupati atau Walikota itu
bukan untuk melantik pejabat, duduk diam dalam kantor. Itu tugas wakil Bupati
dan Sekda. Tugas dia adalah menjual produk daerahnya. Dia pergi ke Negara-negara
lain untuk menawarkan produk unggulannya sehingga mendatangkan keuntungan bagi
daerahnya”, lanjut Pak Viktor.
Pak Viktor mencontohkan dirinya. Dia pergi ke
luar negeri, nginap di hotel. Dia minum wine
yang hargnya belasan hingga puluhan juta rupiah. Lalu dia teringat, kualitas
tuak yang dimiliki rakyat NTT tidak jauh berbeda dengan minuman luar negeri. “Saya
lalu punya niat menjadikan tuak NTT dengan branding
yang baik, lalu lahirlah Sophia. Harga
per botolnya lebih dari 1 juta rupiah. Dengan begitu ada keuntungan yang lebih
besar baik bagi petani maupun dunia industry”, ungkapnya.
Hal ketiga
adalah peran lembaga keuangan. Dikatakan Pak Gubernur bahwa lembaga
keuangan, baik bank dan koperasi kredit punya peran besar untuk pengembangan
ekonomi rakyat. Dunia usaha harus bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk
mengembangkan usahanya. Semakin banyak lembaga usaha, kebutuhan akan tenaga
kerja semakin besar, peredaran uang juga besar dan pendapatan perkapita
meningkat. “Bank NTT dan Koperasi Kredit saya andalkan untuk penyiapan modal
usaha”, ujar Pak Viktor.
Saat itu saya bicara sebagai pemimpin koperasi kredit. Saya sampaikan bahwa lembaga kami bekerja sama dengan Asosiasi Petani Kopi Manggarai (Asnikom). Kami menyediakan dana bagi petani sehingga mereka tidak bergantung pada rentenir. Ada pinjaman musiman. Kami mendapat apresiasi untuk inovasi itu.
Lalu saya datang ke kondisi Manggarai. Memang
sampai sejauh ini, pemerintah daerah belum membuat pemetaan instansi-instansi
mana saja yang memungkinkan peningkatan pendapatan masyarakat. Bidang Koperasi
misalnya berkantor dengan bidang-bidang lain: UMKM, tenaga kerja, transmigrasi,
perijinan satu atap, dll. Banyaknya urusan membuktikan bahwa bidang koperasi
dipandang sebelah mata, padahal koperasi adalah sokoguru perekonomian bangsa
ini. Hal mana ketiadaan perhatian Pemerintah membuat koperasi kita belum semaju daerah lain di NTT.
Belajar
dari Jokowi
Dalam perhelatan Politik Pilkada seperti saat
ini, wacana tentang pengusaha jadi pemimpin daerah seolah berarah negative. Logika
yang dibangun adalah akan ada pengerukan kekayaan daerah bagi keuntungan
pribadi. “Jika kita memilih pengusaha menjadi pemimpin dia akan mencari
keuntungan bagi dirinya!” Begitulah pernyataan yang dinyatakan agar mengarahkan
pendukung untuk tidak memilih Hery Nabit. Pernyataan ini terbangun dari sebuah
asumsi yang berlebihan.
Jika menilik sejarah bangsa Indonesia,
foundator bangsa adalah para cendikia dan orang pergerakan. Soekarno yang
aktivis bergandengan dengan Muhammad Hatta seorang ekonom. Dialah yang menghendaki
Negara ini berbasis ekonomi gotong royong dalam wadah koperasi. Mereka menjalankan
roda pemerintahan dengan susah payah. Mencari bantuan finansial hingga berhasil
membangun pertumbuhan ekonomi. Tidak terdengar mereka memperkaya diri. Soekarno
meninggal dalam kemiskinan. Kritik terhadap Soeharto menjadi sedemikian kencang
karena bisnis anak-anaknya. Mereka mengarahkan kekuasaan untuk kepentingannya
dan kroni-kroninya. Akhirnya, kekuasaan itu tumbang.
Jokowi menjadi contoh hidup bagaimana seorang
pengusaha bekerja dalam kesederhanaan dan kesahajaannya membangun Indonesia. Sebagai
pengusaha meubeler di Solo ia mampu menunjukkan dedikasi untuk kota itu sampai
menjadi kota yang sukses dalam banyak hal. Demikian halnya di Jakarta saat
menjadi gubernur. Ia tetap pribadi yang bersih. Jauh dari hiruk pikuk mencari
keuntungan bagi diri, keluarga dan sahabatnya.
Ketika untuk kedua kalinya dipercaya rakyat
Indonesia, Jokowi melihat bahwa perubahan paradigma kepemimpinan harus
dilakukan demi akselerasi percepatan pembangunan bangsa ini. Perubahan itu
bukan saja pada program kerja yang strategis dan urgen, tetapi juga pada
person, orang yang memimpin kementerian dan BUMN. Ada banyak tokoh dari
kalangan professional dan pengusaha yang dilibatkan dalam kabinet dan instansi
pemerintah lainnya.
Waktu itu banyak suara keras yang menentang
keputusan Jokowi. Namun Jokowi tetap jalan. Ia memunyai target percepatan
pembangunan. Ia berusaha membangun Indonesia dengan energy yang lebih. Memang terlihat,
pergerakan orang-orang kepercayaan Jokowi ini membangun prestasi luar biasa. Sebuah
pilihan yang tidak salah sebagai orang yang mencintai Negara ini.
Dalam Pilkada kali ini, majunya pasangan
Hery-Heri ada dalam ikhtiar Jokowi dan spirit Viktor yang selalu ingin
mengeluarkan NTT dari ketertinggalan dan kungkungan kemiskinan. Manggarai tanah
yang subur. Penduduknya bukan kumpulan orang malas. Mereka hanya butuh spirit
seorang yang memiliki mental usaha. Jika mereka menanam tomat, sayur,
buah-buahan ada yang membeli secara tetap. Ada link dengan dunia usaha (hotel dan restoran), bukan terlunta-lunta
dan jadi layu di pinggir jalan Labuan Bajo. Jika mereka menanam kopi, fanili
dan cengkeh harganya baik, karena ada pemimpin yang paham alur usaha yang
bergelut secara nyata dalam dunia itu. Karena, jika rakyat sudah menanam dan
memelihara dengan susah payah tanpa ada yang membeli, itu adalah sebuah PHP
(pemberian harapan palsu).
Manggarai ini harus jaya lagi. Posisi kabupaten
Manggarai sangat strategis saat Labuan Bajo menjadi “Super Premium Destination” pariwisata dunia. Kabupaten ini
mengambil bagian dalam pasokan pangan dan kebutuhan lainnya. Hentikan sudah
PHP, kita harus bergerak dalam paradigma baru bersama pemimpin baru. Pengusaha
jadi pemimpin daerah adalah keniscayaan demi Manggarai yang lebih maju dan
sejahtera. Hery-Heri siap untuk rakyat Manggarai!***
Selamat malam kaka. ulasan yang luar biasa. seorang visioner harus memiliki jiwa ekonomis, saatnya Manggarai bangkit dalam kekayaan yang dimiliki.
ReplyDeleteMantap dan sangat mencerahkan ..
ReplyDeletemencerahkan sekali e pak,, terima kasih ulasannya pak.🙏
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKita butuh bupati yang memiliki.jiwa kewirausahaan...mantap pa.Nik
ReplyDeleteSepakat kk Nik, Dengan Meningkatnya Tingkat kelulusan sarjana Strata1 dan diploma setiap tahunnya NTT Pada Umumnya Dan manggarai pada khususnya Kita sangat butuhkan seorang pemimpin dari sektor sewasta, dengan harapan bisa membangkitkan dan menggali sumber2 potensial dari sektor sewasta sehinggaga generasi2 kita tidak hanya berpatokan pada CPNS saja.
ReplyDeleteSlm super pa heri anak petani kecil bersuara pa ,mohon diperjuangkan harga komoditi ,yg saat ini dipermaikan hargax oleh pengusaha 2 di manggarai ,kami berharap kirax bapak terpilih dlm pemilihan 9 desember akan datang ,agar pemerintah berperan penting dlm ketetapan harga komoditi hasil pertanian ,sehingga petani sungguh2 puas dengan harga hasil tani mereka ,dengan rendah harga harga komuditiy hasil pertanian di mangarai maka berakibatkan masayarakat bralih prowesi dri peni menjadi prantau krja klapa sawit,disini kami berharap agar natix Bapak,untuk pro rayat kecil!!
ReplyDeleteperkuat Tim HERY-HERI sampai keakar rumput. awas serangan fajar nanti.
ReplyDelete