Posts

Showing posts from November, 2018

Sumbangan Etika Sokrates Bagi Manusia Modern

Image
                 Kanisius Teobaldus Deki   Menilik beberapa kenyataan dunia modern yang ditampilkan pada bagian terdahulu pembahasan ini, [1] maka penulis pada giliran berikutnya ingin mengetengahkan beberapa pokok pikiran atau gagasan Sokrates sebagai suatu perbandingan sekaligus jawaban atas persoalan-persoalan itu. Memang, harus diakui bahwa Sokrates tidak pernah menjawab secara langsung persoalan yang dialami manusia modern secara lengkap. Namun, kita harus akui bahwa Sokrates memberikan pendasaran etis atas nilai-nilai yang dihidupi   manusia sepanjang sejarahnya. Karena itu, penulis yakin dan sadar bahwa apa yang dihadapi manusia zaman modern, sejauh menyangkut persoalan manusia dan eksistensinya, dapat dibaca dan direfleksikan dalam perspektif filsafat Sokrates. Sehingga dengan demikian pemikiran etis Sokrates tetap relevan untuk manusia dalam zaman manapun. Manusia M...

Jalan Mencapai Tujuan Hidup

Image
Kanisius Teobaldus Deki Sumber Foto: https://guardian.ng/opinion/lack-of-knowledge-doing-more-harm-than-corruption/ 1.       Pengetahuan    J ika hal-hal yang menyempurnakan hakekat manusia berhubungan dengan bagaimana manusia menjadikan jiwanya lebih sempurna, maka harus memiliki pengetahuan (mengetahui) tentang unsur-unsur mana yang menyebabkan manusia menjadi baik. Di sini manusia dituntut untuk mampu melihat, menyadari dan menyelidiki hakekat dari unsur-unsur yang mampu menghantar manusia menuju kepada kesempurnaan. Inilah jalan yang disebut sebagai proses pengetahuan. Dalam proses pengetahuan ini, Sokrates coba menyadarkan lawan bicaranya untuk sungguh menyadari bahwa pengetahuan sudah ada dalam dirinya. [1] Dan karena itu, setiap orang mempunyai tugas untuk “mengangkat keluar” pengetahuan yang sudah ada dalam dirinya itu melalui refleksi filsafat.           ...

Kehidupan Kekal Yang Bahagia

Image
Kanisius Teobaldus Deki   M anusia secara umum percaya akan kekekalan, sebagaimana jelas pada kepercayaan yang spontan akan kehidupan kekal sesudah kematian. Kepercayaan ini terdapat pada semua bangsa, bahkan yang paling kuno. Hanya manusialah yang membuat persembahan kepada orang yang telah meninggal, dan menguburnya secara khusus, bahkan ada suku tertentu yang juga menyiapkan alat-alat makan untuk mereka. Kepercayaan ini mempunyai hubungan yang erat dengan kepercayaan akan suatu pahala atau suatu hukuman sesudah kematian. [1]           Jika kehidupan mempunyai arti, maka sulitlah untuk menganggap bahwa sebagian besar umat manusia itu keliru dalam kepercayaan akan kehidupan kekal. Tentu saja, bila tidak diakui bahwa kehidupan itu mempunyai arti, maka argumen ini menjadi tidak berlaku. Suatu kelemahan lain argumen ini adalah bahwa ia hanya menuntut suatu kehidupan yang berlangsung terus. Kehidupan ter...