Posts

Cendekia dalam Perhelatan Politik: Menjadi Nabi atau Pengecut?

Image
(Catatan Pilkada ke-6) Kanisius Teobaldus Deki Waktu rejim Nazi di Jerman berkuasa, Hitler menerapkan kediktatoran dan mengubah Negara itu menjadi totaliter. Hampir semua aspek kehidupan dikendalikan oleh pemerintah. Rasisme menguat, khususnya anti Yahudi. Seluruh kekuasaan terpusat pada diri Hitler dan perintahnya menjadi hukum tertinggi. Pemerintah menjadi mesin pembunuh bagi rakyatnya sendiri. Hal paling mengerikan dari kekejaman Hitler adalah munculnya kebijakan Holokaus ( ὁλόκαυστος   holókaustos :  hólos , "seluruh" dan  kaustós , "terbakar") yakni genosida atau pembunuhan massal secara terencana, sistematis dengan target khusus masyarakat Yahudi. Korban holokaus ini tidak main-main, 6 juta orang Yahudi mati di rumah-rumah gas beracun atau kamp konsentrasi karena kebijakan Hitler itu. Kengerian Rezim Nazi tumbang setelah Sekutu mengalahkan Jerman  pada bulan Mei 1945. Kekalahan itu juga mengakhiri Perang Dunia II di seluruh Eropa.  Bersamaan dengan i...

Disfungsi Lembaga Adat Dalam Sistem Penguasaan dan Pengelolaan Tanah di Manggarai

Image
  Persawahan "Lodok" Manggarai. Kanisius Teobaldus Deki Dalam masyarakat agraris Manggarai terdapat Tu’a Golo yang berperan sebagai kepala wilayah yang mencakupi kampung [ golo ], tanah, hutan dan air. Selain Tu’a Golo , terdapat Tu’a Teno yang diberi wewenang untuk secara khusus mengurus pembukaan lahan kebun yang baru dan pembagiannya yang merata untuk semua masyarakat komunal. Dalam penelitian yang dibuat oleh Maria Ruwiastuti dan team ( “Sistem Penguasaan Asli dan Politik Hukum Tanah di Manggarai Tengah”, 1994) tentang persoalan tanah, kenyataan ini melahirkan gagasan yang dikenal luas dalam filosofi kehidupan orang Manggarai yang membahasakan kesatuan antara tanah dan kehidupan mereka yakni, “gendangn one, lingkon pe’ang” [yang secara harfiah diartikan sebagai rumah di dalam, tanah di luar]. Dalam proses pembukaan lahan pertanian yang baru [ lingko ] dan pembagiannya, Tu’a Teno terlebih dahulu mengundang [ siro ] semua suku [ panga ] yang ada dalam wilayah kampu...

Pilkada 9 Desember 2020 Tanpa Selek Kope

Image
  Catatan Pilkada ke-5 Kanisius Teobaldus Deki Gema Pilkada Manggarai sudah terdengar sejak beberapa waktu lalu. Semua menyiapkan diri untuk menghadapi moment penting ini. Pertanyaan substansial diajukan: “Akankah Pilkada tahun 2020 ini membawa perubahan dan kemajuan yang berefek pada tercapaianya kesejahteraan rakyat?” Pertanyaan mahapenting ini harus diajukan. Karena jika jawabannya "tidak memberi efek" pada kesejahteraan masyarakat, maka Pilkada hanya merupakan sebuah tipuan terencana yang legal. Menariknya, untuk mencapai kemenangan, kandidat dan para pendukung berusaha keras dengan pelbagai cara untuk memeroleh kemenangan diajang Pilkada ini. Ada banyak usaha untuk meyakinkan pemilih agar memberikan dukungan politik, khususnya pada pemilihan di 9 Desember 2020. Namun, kerap kali, keinginan yang besar untuk meraih kekuasaan kerap membuat banyak orang lupa diri, termasuk menghalalkan segala cara supaya bisa menang. Ketika secra resmi pada 23-24 September 2020 dua...

Pilkada Momentum Perubahan Bagi Manggarai yang Lebih Baik

Image
  (Catatan Pilkada ke-4) Kanisius Teobaldus Deki Ribuan massa pendukung Hery-Heri memadati tempat acara di Kampung Watu pada 5 September 2020. Hadir saat itu tokoh masyarakat dan politik Manggarai seperti Drs. Christian Rotok, mantan bupati 2 periode, Drs. Frans Padju Leok, mantan Sekda Manggarai dan Penjabat Bupati Manggarai Timur, Seltus Mitak, S.H, mantan Sekda Manggarai, Rofinus Mbon, S.H, mantan Sekda Manggarai Barat. Belum termasuk tokoh adat dan masyarakat yang datang dari pelbagai kecamatan dan kelurahan atau desa. Tokoh-tokoh ini secara sadar hadir untuk memberikan dukungan politik bagi H2N. Ada satu focus tema yang sama hari itu. Semua orator memiliki perspektif yang sama. Ketua-ketua DPD/DPC Partai Politik menyuarakan saatnya Manggarai harus berubah ke arah yang lebih baik. Selama 5 tahun kepemimpinan Deno-Madur belum membawa perubahan yang diharapkan. “Mengapa kita ingin maju dan memenangkan Pilkada ini, karena kita belum melihat kemajuan yang significant oleh p...

Pengusaha Jadi Pemimpin Daerah, Why Not?

Image
(Catatan Pilkada Bagian ke-3) Kanisius Teobaldus Deki Pada 10 Juni 2019 saya bertolak ke Labuan Bajo. Saya memenuhi undangan Pak Gubernur NTT untuk mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur dengan para bupati/walikota bersama pelaku usaha dan petinggi lembaga keuangan se-NTT. Bagi saya, ini kesempatan yang strategis untuk ikut langsung dalam diskusi tentang pembangunan NTT. Pagi 11 Juni 2019, pkl. 08.30 saya memasuki lobby hotel Ayana yang masyur itu. Lalu registrasi. Sebuah ketakjuban yang sulit dihindari saat menyaksikan keindahan Labuan Bajo dan pulau-pulaunya dari lobby hotel. Tempat Rakor di lantai bagian bawah. Saya menuruni gedung dengan lift. Di sana sudah banyak yang hadir. Para bupati dan wali kota sudah siap di ruang rapat. Demikianpun petinggi lembaga keuangan, baik bank maupun koperasi. Saya duduk bersebelahan dengan direktur utama bank NTT. Bagi saya, pertemuan ini memiliki nilai yang sangat besar daya ungkitnya untuk membangun kebijakan pembangunan di NTT. Ada bany...

Membaca Pidato Politik Pak Christian Rotok

Image
(Catatan Pilkada Bagian 2) Kanisius Teobaldus Deki Ada yang istimewa pada pada 5 September 2020, saat Deklarasi Koalisi Front Perjuangan Rakyat Manggarai untuk Hery-Heri. Pak Christian Rotok, bupati Manggarai 2 periode, hadir di tengah acara itu. Kehadiran beliau disambut dengan tepuk tangan meriah. Tampik sorak-sorai tak terelakkan. Kehadirannya memiliki daya magnet yang sangat besar untuk memberi spirit kepada 2.000an peserta yang hadir memenuhi tenda deklarasi. Setelah acara orasi politik Partai Pengusung dan Partai Pendukung, Pak Christ didaulat untuk memberikan sambutan ataupun pidato. Karena ini adalah gawean politik maka pidato beliau tentu dipandang sebagai sebuah pidato politik. Saya duduk di kursi berjarak 2,5 meter dari tempat beliau berpidato. Saat diberi kesempatan oleh pembawa acara, Pak Christ mengingatkan dirinya sendiri sebagai orang yang sudah lanjut usia, “ Salah satu ciri orang lanjut usia, omongannya sendiri dia lupa. Untuk mengatasi soal itu neka lewe bail...