Kanisius Teobaldus
Deki, S.Fil., M.Th
James Harvey Robinson
mendefinisikan sejarah sebagai segala yang diketahui tentang sesuatu yang telah
dilakukan, atau dipikirkan, atau diharapkan atau dirasakan manusia.[1]
Sejalan dengan itu, Carl Becker mengatakan bahwa sejarah adalah ingatan tentang
hal-hal yang telah dikatakan dan diperbuat.[2]
Dari dua defenisi itu, diketahui bahwa unsur penting dalam sejarah adalah
kenyataan dan peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu (past actuality), para pelaku, saksi mata
dan dokumen-dokumen tertulis (historical
resources) serta efek dari masa lalu terhadap masa kini.
Sebagai
sebuah kajian historis, kami melakukan klasifikasi atas sumber-sumber.
Utamanya, buku ini mengandalkan lima sumber sekaligus dalam dialektika yang berkesinambungan:
catatan-catatan berupa dokumen tertulis, surta menyurat, foto, saksi mata yang
masih hidup dan referensi buku, artikel dan berita (cetak dan online).
Secara
umum, sumber-sumber dapat diklasifikasi dalam dua jenis yakni
peninggalan-peninggalan (relics atau remains) dan catatan (records). Peninggalan-peninggalan
manusia, surat, sastra, dokumen umum, catatan berbagai urusan dan sejumlah
inskripsi tertentu. Untuk mendukung hal itu, penelisikan terhadap bahasa, adat
istiadat dan lembaga-lembaga (pemerintah, adat), alat-alat dan artefak-artefak
lainnya.
Catatan
tertulis berupa dokumen, kronik, biografi, genealogi, memoir, catatan harian
dan sejumlah inskripsi tertentu. Demi melengkapi itu, sumber-sumber lisan:
sejarah lisan (oral history), ingatan
lisan (oral reminder), tradisi lisan
(oral tradition) berupa cerita atau
kisahan, balada, anekdot, saga dan fonograf.
Dari
pengalaman, kami bersyukur menemukan dokumen penting seperti Buku Pencatatan
Baptis Paroki Katedral sejak awal misi di Manggarai, Surat-surat, buku-buku
biografi para misionaris, biografi para imam pribumi, buku-buku sejarah gereja
universal, sejarah gereja Indonesia, sejarah gereja Nusa Tenggara.[3]
Kendati
sumber-sumber ini tidak secara khusus membahas tentang sejarah Gereja di
Manggarai, namun di sana-sini terdapat ulasan tentang Manggarai walau secara
sporadik. Perlu diapresiasi kerja publikasi yang dilakukan oleh Romo Eduard
Djebarus Pr, seorang pastor dari Keuskupan Larantuka, yang menulis empat jilid
buku penting bersama P. Dami Mukese SVD tentang biografi para misionaris
Belanda.[4]
Sejarah Pendidikan di Flores dan sejarah Paroki Sita. Publikasi-publikasi ini
membantu kami untuk menelusuri jejak karya para misionaris yang tidak terekam
di sumber tertulis lainnya.
Sumber
tertulis lain diperoleh dari karya Dr. Y. Bettray tentang sejarah Gereja
Keuskupan Ruteng dan karya Karel Streenbrink dalam tiga jilid berkaitan dengan
orang-orang Katolik di Indonesia (1808-2005)[5]
dan A History of Christianity in
Indonesia yang disusun bersama Jan Aritonang.[6]
Foto-foto
untuk memperkuat presentasi narasi diperoleh dari berbagai tempat baik
Sekretariat Paroki, koleksi privat beberapa keluarga di Ruteng dan unduhan dari
Digital
Collections of KITLV: Universiteit Leiden, 2016-2019 dan koleksi pribadi Frans Yoseph Djalang. Khusus
untuk semua kontributor foto kami ucapkan terima kasih banyak.
Sumber-sumber itu memberi arah dan pedoman langkah bagi
kami untuk mengonfirmasi juga beberapa sumber-sumber tertulis (secondary sorces) dari sejarah profane
(sosial dan politik), khususnya kehadiran Goa, Bima dan Belanda di
Manggarai. Karya Damian N. Toda tentang
Historiografi Manggarai[7] menjadi
salah satu sumber yang diandalkan. Konfirmasi juga dilakukan dengan beberapa
narasumber pelaku yang masih hidup (primary
sources).[8]
Ini tentu tidak mudah. Sebuah studi komparatif yang berusaha menyelaraskan
semua hal dan peristiwa dalam satu buku yang diharapkan komprehensif.
Selain menyajikan sebuah panorama sejarah (bab I-III),
buku ini kami maksudkan membangun simpul-simpul baru bagi pertumbuhan dan
perkembangan Gereja Katedral untuk 100 tahun yang akan datang. Karena itu,
dibangun konstruksi-konstruksi wacana yang dimaksudkan sebagai titik pijak
rancang bangun untuk maksud itu. Melalui bab IV terdapat hasil FGD (focus group discussion) dengan
tokoh-tokoh dan umat terpilih (selected
persons). Kepada kita dipresentasikan pokok-pokok penting pemikiran yang
kiranya menjadi ingatan penting bagi terbentuknya Rencana Strategis (Renstra)
Paroki Katedral untuk waktu yang akan datang. Pembidangan dibuat berbasis lima
panca tugas perutusan gereja.
Bab V menyajikan beberapa input pakar yang kita mintai
pikiran tentang tema-tema tertentu. Sayangnya, ada sekian yang diharapkan
memberikan input berhalangan sehingga ada tema-tema tertentu tidak bisa dibedah.
Terima kasih khusus kepada: Dr. Fransiskus Borgias (Universitas
Parahyangan-Bandung), Rm. Alfons Segar Pr (Vikjen Keuskupan Rteng), Hortensio
Mandaru (Lembagai Alkitab Indonesia-Jakarta), Dr. Mantovany Tapung (UKI Santo
Paulus-Ruteng), Tarsis Hurmali (Yayasan Ayo Indonesia), Domi Waso, M.Th
(Kemenag Kabupaten Manggarai), Rm. Mansuetus Hariman, Pr (Pastor Paroki Kumba),
Rm. Yosef Tarong Pr (Komisi Kepemudaan Keuskupan Ruteng 1992), dr. Immaculata
Veronika Djeluhut, M.Kes (Direktris RSUD Dr, Ben Mboi Ruteng) dan Dr. Hubertus Muda SVD
(Lembaga van Bekkum-Verheijen).
Hal yang sama juga menjadi harapan bagi sharing iman
para tokoh yang secara khusus ditampilkan pada bab VI buku ini. Mgr. Wilhelmus
van Bekkum, SVD (uskup pertama Manggarai), Rm. Beben Gaguk Pr (Pastor Kapelan
Paroki Katedral 2011-2014), Drs. Hyro Nawang (Ketua DPP Paroki Katedral
2005-2010), Erlan Yusran, S.H, M.H (Ketua DPP Paroki Katedral 2010-2023), Innocentius
Peni (Ketua Badan Pengawas Keuangan Paroki Katedral 2010-2019), Ibu Maria Djelamut,
BA (ketua organisasi rohani Legio Maria dan GIM), bapa Damianus Pantu (Ketua
KBG St. Blasius, Rowang 1996-2020), bapa Tarsi Y. Budiman (Bendahara Paroki
Katedral), Feliks Edon (Ketua Seksi Liturgi Paroki Katedral), Yulita Jebarut
(anggota THS-THM), Laurens Guntur (Ketua OMK 2012-2015), Tarsi Narong (Umat KBG
St. Rafael Redong), dan Bernadus Pais Nasur (Pendiri Yayasan Yapenkat
Swakarsa). Terima kasih berlimpah untuk semua sharing iman yang boleh dibagikan
dalam buku ini. Masih cukup banyak nama yang tidak memberikan naskah pengalaman
mereka karena berbagai kesibukan.
Ada
banyak pihak yang memberi kontribusi. Karena itu layaklah kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak berikut ini:
1.
Mgr.
Silvester San Pr, Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng yang telah menjadi
gembala keuskupan ini sejak 2017 hingga terpilihnya uskup baru pada 13 November
2019 dan ditahbiskan pada 19 Maret 2020. Mgr. San telah melayani umat Keuskupan
Ruteng, termasuk umat Paroki Katedral dengan sungguh-sungguh dan penuh cinta
kasih.
2. Rm. Benediktus Bensi
Pr, pastor paroki katedral saat ini, para pastor paroki dan para romo kapelan
yang telah berkarya di paroki ini atas semua partisipasinya dalam memberikan
input dalam penyusunan buku ini: Rm. Alfons Segar Pr, Rm. Laurens Sopang Pr dan
Rm. Deny Sulbadri Pr. Mereka membagikan pengalaman hidup mereka masing-masing
untuk para pembaca buku ini.
3. Ketua DPP saat ini,
bapa Erlan Yusran, S.H, M.H bersama semua anggota DPP telah bertugas melayani
kebutuhan umat paroki ini. Mereka telah memberikan diri dalam pelayanan sekuat
tenaga dan perhatian yang total. Terima kasih untuk bapa Herman Djegaut (Ketua
DPP periode 1992-1998, 2002-2005), bapa Hyro Nawang (Ketua DPP periode
2005-2010). Juga para ketua Wilayah dan ketua KBG yang tak bisa disebutkan satu
per satu.
4. Semua narasumber yang
bersedia diwawancarai. Mereka telah meluangkan begitu banyak waktu. Tanpa
mereka buku ini tidak memiliki isi dan bentuk. Terima kasih untuk Rm. Maxi
Haber Pr yang membolehkan penggunaan referensi dari perpustakaan pribadinya di
rumah keuskupan Ruteng.
5. Terima kasih kepada
Ibu Sinta, Ibu Helen, Pak Max dan semua tim sekretariat Paroki Katedral yang
telah membantu kami menyediakan data, dokumen dan berbagai hal yang mendukung
isi buku ini. Keramahan yang mereka tampilkan, kopi arabica yang nikmat dan
suguhan pisang goreng panas, ikut memberi daya dongkrak penyelesaian buku ini
tepat waktu.
6. Teman-teman diskusi
yang selalu menyertai penulisan buku ini, para Pengurus di Kopkardios: Pak
Damas Agas dan Pak Domi Waso, rekan-rekan dosen kampus STIE Karya serta semua
sahabat yang dengan caranya masing-masing memberi dukungan.
7. Total supporting penulis peroleh dari keluarga kecil di Jl,
Robusta 46: Yosefina Pantu, S.Kom, Joseph Aristarchus de Deki (Star) dan Elijah
Carstenzs de Deki (Atenzs) untuk semua kebaikan dan kesempatan yang boleh penulis
terima dalam proses penelitian, penyusunan dan finishing buku ini. Juga untuk segala kebaikan Mbak Ida
Prasetyowati dan Mas Amir yang memproses lay-out
dan printing buku ini, berganda
terima kasih.
Dalam membangun epistemology buku ini, kami lalu sadar
bahwa membicarakan Paroki Katedral berarti membicarakan Keuskupan Ruteng. Cikal
bakal Keuskupan Ruteng dari terbentuknya Stasi kemudian Dekenat lalu Vikariat.
Bersamaan dengan kelahiran Vikariat, Paroki Ruteng langsung menjadi Paroki
Katedral sebagai tempat kedudukan Uskup. Oleh karena itu, menjadi mustahil
hanya membincangkan Paroki Katderal tanpa Keuskupan pun sebaliknya. Buku ini
mempresentasikan dua entitas itu secara bersamaan dalam citarasa komparasi yang
saling melengkapi. Itu makanya, membahas Katedral secara spesifik kelihatannya
butuh waktu yang cukup panjang. Bisa jadi, pada suatu saat akan ada publikasi
khusus yang membicarakan dua objek itu secara maksimal hanya untuk satu tema
atau bidang.
Buku ini
tentu jauh dari sempurna. Di sana-sini masih banyak kekurangan. Tentu akan ada
banyak perbaikan setelah cetakan pertama ini. Karenanya, koreksi dan catatan
kritis yang konstruktif-analitik dari pembaca kami terima dengan senang hati.
Ruteng,
1 Desember 2019
Kanisius Teobaldus Deki, S.Fil., M.Th
[1] James Harvey Robinson, The New History (New York: The Free
Press, 1965), hal. xi-xii.
[2] Carl Becker, Everyman His Own Historian (Chicago: Quadrangle Books, 1966), hal.
235
[3] Semua sumber yang digunakan dalam buku
ini dinyatakan dalam catatan kaki (footnote)
dan daftar pustaka (bibliography).
[4] Judul buku empat jilid: Indahnya Kaki Mereka-Telusur Jejak Para
Misionaris Belanda (Ende: Provinsi SVD Ende & Nederlan, 2004).
[5] Diterbitkan oleh Penerbit Ledalero,
Jilid I: 2006, Kilid II: 2006 dan Jilid III: 2018.
[6] Diterbitkan oleh Koninklijke Brill NV,
Leiden, The Netherlands, 2008.
[7] Diterbitkan oleh Penerbit Nusa Indah
1999.
[8] Daftar Narasumber kami Lampirkan dalam
bagian catatan kaki (footnote) dari
buku ini, kecuali atas permintaan sendiri tidak dimasukkan ataupun peserta FGD.
Luar biasa pak ��(ESILIA SUSE)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete