Sunday, 20 October 2019

Romanus Woga: Dian yang Terus Menyala (3)



Dian yang Terus Menyala

Memberikan motivasi, terjun langsung ke tengah masyarakat dan menjadi narasumber untuk berbagai seminar, lokalatih dan ruang pendidikan bukanlah hal yang mudah. Ibarat R.A. Kartini yang membuka tirai kegelapan dalam perjuangan emansipasi wanita, Romanus telah menjadi cahaya bagi banyak orang untuk terus berkanjang dalam pelayanan tiada henti menyebar terang kepada kegelapan kemiskinan masyarakat NTT dan Indonesia.

Romanus adalah dian yang terus menyala. Dia telah memendarkan cahaya pengetahuan tatkala masyarakat miskin di pedesaan NTT belum memiliki insight yang benar tentang bagaimana harus keluar dari ketertinggalan dan kemiskinan. Dia membagikan pengetahuannya (share of knowledge) dengan cuma-cuma. Dia seakan menggarisbawahi sabda Yesus, “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat 10:8).

Cahaya yang terus menjadi penuntun bagi masyarakat dan pemerintah dalam aneka pelayanannya. Dia secara sukarela membagikan pengalamannya (share of experience) sebagai anggota DPRD kabupaten Sikka dari Partai Demokrasi Indonesia tahun 1975 sampai  1977. Seminar-seminar yang dibangunnya adalah sebuah dialektika yang hidup antara teori dan praktek yang membentuk praksis. Para tahun 1982 menjadi Nara Sumber Pertemuan Nasional Program Perumahan System Kopdit oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat RI. Bertempat di Yogyakarta. Tahun 1983 menjadi narasumber untuk pertemuan Interchange Kopdit Asia di Bangkok-Thailand dan tahun 1991 menjadi peserta Forum Kopdit Tingkat Dunia di Wisconsin Amerika Serikat.

Api dian itu harus terus diisi. Romanus terus belajar untuk memberdayakan diri demi pelayanan yang prima. Berbagai kursus diikutinya. Pada tahun  1994  (Mei)    mengikuti Study Banding Kopdit tingkat Asia di Korea Selatan, Taiwan dan  Hongkong, di tahun yang sama (1994, bulan Juni) mengikuti Forum Kopdit Tingkat Dunia di Cork - Irlandia-Eropa dan dua tahun sesudahnya, tahun 1996,    melakukan Study Mission di Kanada.

Pada Februari 2001, Romanus menjadi Nara Sumber pada Asia Pasific Region Micro Credit Summit Meeting of Councils di New Dehli- India. Bulan September tahun itu menjadi Peserta Asian Credit Union Forum di Kuala Lumpur, Malayasia. Satu tahun kemudian, tahun 2002, menjadi Peserta Workshop on Microfinance di Bangkok-Thailand dan tahun 2003 menjadi Peserta International Fundraising Congress untuk Asia-Pasific di Bangkok-Tahiland.

Dari tahun 2005 ada begitu banyak kegiatan yang diikutinya. Tahun 2005 menjadi Moderator Temu Nasional Keuangan Mikro Indonesia di Solo -Jateng. Tahun 2006 menjadi peserta Asian Credit Union Forum di Colombo- Sri Lanka. Tahun 2007 mengikuti kegiatan Credit Union Development Education di Tagaytai-Philipina. Tahun 2008 menjadi peserta Forum Credit Union Growing to New Heights di Dhaka- Bangladesh.

Pada April 2010 Romanus menjadi peserta Midle East-Africa Microcredit Summit di Kenya-Afrika. Sebulan sesudahnya, Mei 2010, terpilih sebagai Ketua Induk Koperasi Kredit Indonesia, Jakarta. Pada September 2010 menjadi Moderator Forum Koperasi Kredit se Asia di Seoul, KoreaSelatan dan di bulan Nopember 2010 menjadi peserta Grand Opening U Tower di Bangkok, Thailand.

Tahun 2011 ada beberapa kegiatan besar yang dijalankannya. Pada Januari 2011 menjadi pembicara pada Forum Seminar Credit Union di Dili , Timor Leste dan April 2011 menjadi  Utusan CUCO Indonesia untuk Perayaan 40 tahun ACCU di Bangkok, Thailand.  Di bulan Agustus 2011        menjadi pembicara di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung Jawa Barat dengan topik Pengalaman Praktik Berkoperasi dilanjutkan bulan September 2011 sebagai Speaker (Pembicara) pada ACCU Forum 2011 di Kuala Lumpur Malayasia. Sebagai penutup di tahun 2011 pada bulan Desember  menjadi pembicara utama pada Seminar Federasi Hanai Malu Credit Union.

Kepiwaian Romanus dalam mengelaborasi pikiran, konsep dan pengalaman membawa dirinya sebagai seorang pribadi yang dibutuhkan dunia Asia. Workshop pun seminar adalah dunianya dalam membicarakan gerakan Koperasi Kredit. Pada Januari 2012     Romanus diundang sebagai Speaker/Pembicara pada Seminar & Workshop International 2012, dengan tema: Indonesia Siap Mencetak Koperasi & UKM Kelas Dunia, Jakarta 13 Januari 2012. Hal yang sama juga dilakukannya pada bulan Mei 2012     yakni dengan menjadi Pembicara di Universita Sanata Dharma Jogjakarta.  Tahun ini pada bulan September 2012 Romanus terpilih sebagai Vice Precident ACCU (Asian Confederation of Credit Union ) di Manila, Philipina, periode 2012 – 2014. Sepulang dari sana, pada Desember 2012 Romanus menjadi pembicara pada Seminar Credit Union Timor Leste di Dili, dengan topik “Pembangunan Credit Union Level Asia“.

Dari tahun 2013 hingga 2016 ada begitu banyak kegiatan yang patut dicatat. Pada bulan Maret, 2013            Romanus menjadi Panelist AgriFinance of Credit Union di Bangkok, Thailand. Pada September 2013 dia menjadi peserta ACCU Forum di Katmandu, Nepal. Di bulan yang sama dia memenuhi permintaan Universitas Widya Mandira Kupang untuk menjadi pembicata dengan topik Pengembangan Ekonomi Rakyat Melalui Koperasi. Aktivitas di Kopdit dengan segala macam bentuknya sungguh terfokus sehingga menghasilkan dampak-dampak positif. Hal itu membawa dirinya pada bulan September 2014   sekali lagi terpilih sebagai wakil Presiden CU Asia periode ke-2. Dalam kapasitas sebagai wakil Presiden CU se-Asia itu dia pada bulan November 2014            melakukan kunjungan kerja ke Hongkong dan Taiwan. Selanjutnya, pada bulan Maret 2015 Romanus mengikuti Rapat ACCU di Bangkok Thailand dan Kunjungan kerja ke Myanmar/Birma.

Di Mei 2016   masa jabatan di Inkopdit telah tuntas melalui acara serah terima Ketua Inkopdit di Pangkal Pinang ke Drs.Joko Susilo. Djoko adalah Ketua Puskopdit Jawa Barat yang terpilih menggantikan dirinya untuk posisi puncak Inkopdit. Kendati demikian, aktivitasnya dalam gerakan koperasi kredit Indonesia dan Asia masih terus dijalankannya. Pada Juli 2016 dia menghadiri Rapat Anggota Tahunan Koperasi Kredit/Credit Union se-Amerika  di Derven,Colorado,Amerika Serikat dan menjadi peserta pertemuan Dewan Credit Union sedunia di Derven,Amerika Serikat. Selanjutnya, pada September 2016 dia memimpin Rapat ACCU di Incheon Korea Selatan sekaligus melakukan serah terima jabatan Wakil Presiden ACCU di Korea Selatan.

Penghargaan atas Bakti
Romanus tidak hanya menyerahkan hidupnya bagi pelaynan bidang koperasi. Dia juga banyak berkontribusi pada kehidupan lain yang intinya tetap mengabdi masyarakat. Pada tahun 1999 hingga tahun 2000 Romanus dipercayakan untuk menjadi Konsultan Plan Internasional di Kupang, NTT. Plan adalah sebuah LSM internasional yang banyak menolong masyarakat di NTT.

Dia terus bekerja tanpa henti. Memberikan seluruh diri dan segenap kemampuannya bagi kemaslahatan banyak orang. Tidaklah mengherankan, kiprahnya itu kemudian mendapat apresiasi yang setimpal. Pada tahun 2009    Romanus menerima Tanda Penghargaan dari Pemerintah RI cq Menteri Koperasi Republik Indonesia, sebagai Bakti Koperasi. Penghargaan ini bukan saja sebagai sebuah apresiasi dan rekognisi, melainkan sebagai bukti bahwa apa yang dikerjakannya sangat fundamental bagi kehidupan manusia: membangun kesejahteraan sebagai pilihan utama, selaras dengan apa yang tertera dalam UUD 1945.

Pada level yang lebih tinggi, Romanus akhirnya, pada bulan Juli 2011            menerima Satya Lencana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia, Bpk. DR.Susilo Bambang Yudhoyono.      Sebuah pengakuan karya yang tak bisa dibilang sederhana. Karya Romanus menjadi inspirasi bagi banyak orang, menggerakkan mereka untuk juga melakukan hal yang sama.

Tatkala karyanya terus berlanjut, keterpilihannya menjadi Wakil Bupati Sikka untuk periode September 2018 – September 2023 lebih merupakan ungkapan apresiasi atas kedigdayaan pelayanannnya bagi masyarakat kecil, khususnya masyarakat pedesaan yang sangat dicintainya.  Suami dari ibu Mathilde Clementia, seorang guru pensiunan PNS dan ayah dari Emanuel Woda, SE, Robertus Woga, S.Fil dan Maria Mediatrix Woga, S.Akun, tetaplah seorang pria bersahaja yang terus berkarya mencipta terang kesejahteraan bagi dunia. Sebuah pilihan yang juga diharapkan dapat dilakukan semua orang. Beranikah kita menjadi dian yang terus bernyala membawa terang bagi sesama?

*Penulis lahir di Tenda-Ruteng, 1 Juli 1976. Kuliah filsafat dan teologi di Ledalero. Tahun 2000 mengikuti International Carmelite Studies for Formation di Yerusalem dan Haifa Israel. Saat ini menjadi Ketua Kopdit Kopkardios dan dosen STIE Karya Ruteng.

No comments:

Post a Comment