Posts

In Memoriam Pater DR. Yoseph Suban Hayon, SVD: Dari Reformulasi ke Konteks Teologi (Selarik Kenangan seorang Murid)

Image
 Kanisius Teobaldus Deki Seorang lelaki paruh bayah memasuki ruang kuliah di musim kering tahun 1999. Wajahnya menampakkan kecerahan dan ketenangan. Di tangannya sebuah buku dipegang erat. Stelan baju batik berlengan pendek dengan pilihan warna yang tidak mencolok mata merupakan busana keseharian yang sering dipakainya. Dengan ayunan langkah pelan dan pasti ia memasuki kelas. Melalui senyumannya yang khas, ia mengajak mahasiswa untuk berdoa sebelum kuliah dimulai. Ya, begitulah setiap kali. Entah ketika menjadi pengasuh kuliah Teologi Asia, Kristologi Lokal di program Strata Satu (S1), maupun Teologi Kontekstual dan Teologi Feminis di Strata Dua (S2), kuliahnya selalu menimbulkan decak kagum dan senantiasa diminati mahasiswa Filsafat-Teologi. Bahasa racikannya sedap di dengar, aras pemikirannya mudah dicerna serta tirisan refleksinya menukik sehingga membuat para calon filsuf dan teolog terkesima dibuatnya. Itulah sebabnya, banyak mahasiswa, termasuk penulis, berburu ...

SETELAH MANGGARAI TIMUR KABUPATEN

Image
Oleh Kanisius Teobaldus Deki 17 Juli 2007 momentum bersejarah bagi Manggarai dan khususnya Manggarai Timur. Setelah berjalan dalam sebuah perseteruan yang kian meruncing, entahkah kabupaten baru ini jadi atau sekedar sebuah isu politis, dan meraibkan sekian banyak rupiah dari pundi-pundi daerah, serta tak luput polemik tentang perlu tidaknya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Manggarai ke Jakarta yang lebih banyak dilihat sebagai kesempatan pelesir oleh sekian banyak orang, akhirnya, peristiwa tanggal 17 Juli menjadi saat keramat yang mesti ditulis dengan tinta emas oleh setiap insan Manggarai, khususnya penghuni wilayah geografis Manggarai Timur. Pertentangan, pertikaian apapun yang pernah terkonstruksi dalam ide Manggarai Timur Kabupaten, tinggal sebagai sebuah catatan sejarah yang terekam dalam lembaran-lembaran kertas yang kian lusuh ataupun, kalau masih tertinggal dalam hati sebagai sebuah “luka”, cumalah secuil kisah yang hampir pasti dapat dengan mudah di...

Menilik Peran Guru Dalam Proses Pendidikan Belajar Pada Sokrates[1]

Image
            Kanisius Teobaldus Deki     Pendidikan bertujuan agar manusia mampu berpikir mandiri. Sokrates memperlihatkan dirinya sebagai seorang guru yang baik. Apa yang ia katakan hampir selalu cocok dengan dengan apa yang ia buat. Ia bahkan disebut   sebagai “seorang terbudaya”. [2] Bagi Sokrates menjadi guru dengan ciri khas seperti inilah yang membedakan dirinya dengan para guru yang lainnya pada masa ini. Secara khusus inilah juga yang membedakan Sokrates dari kaum Sofis yang sangat terkenal dalam menyajikan diskusi-diskusi meyakinkan tentang keberanian, walaupun mereka sendiri bukan orang-orang berani. Tidak seperti kaum Sofis, selain tidak meminta bayaran kepada mereka yang dididiknya, ia juga melibatkan dirinya dalam pertanyaan-pertanyaan filosofis dan etis yang lebih fundamental. Ide besarnya yang inspiratif adalah kita dapat mengetahui jalan yang benar untuk hidup hanya jika kita...