Masihkah agama memiliki peran yang relevan di masa modern ini? Jika ia
masih memiliki fungsi, peran macam apakah yang bisa ia tampilkan untuk
memberikan kontribusi bagi manusia yang menjaring makna melaluinya? Itu adalah
sebagian dari begitu banyak pertanyaan yang diajukan terkait esensi dan eksistensi
agama. Pertanyaan-pertanyaan ini bukan tanpa alasan. Kehadiran yang bermakna
selalu menjadi kenyataan yang diharapkan manusia di zaman yang serba tidak
pasti ini.
Buku ini berbicara tentang spiritualitas kehadiran agama Katolik dan
bagaimana ia memiliki lahan dan isi bagi dunia. Pemikiran yang ada di dalamnya
terkonstruksi di atas gagasan Konsili Vatikan II dan pertautannya dengan arus
kemajuan dan perkembangan dunia zaman modern. Bagaimana membangun hubungan yang
konkrit antara kehadiran agama Katolik dan
usaha menjawabi tantangan-tantangan yang menerpa manusia adalah
peziarahan yang coba ditawarkan buku ini.
Setelah sekian lama merefleksikan hubungan timbal balik antara agama,
manusia dan dunianya, maka saya coba mempresentasikan refleksi tentang
agama Katolik dalam wajah yang lain, wajah
alternatif untuk tidak sekedar mengajarkan dogma, tetapi mengarahkan refleksi
iman kepada pemahaman praktis yang bisa dijadikan batu loncatan dalam
menghadirkan agama yang kontekstual dan berakar pada pengalaman manusiawi. Pada
dasarnya, agama yang berpijak dan terlibat dalam keseharian perjuangan manusia,
adalah agama yang mempresentasikan kenyataan realnya. Karena itu bila agama
tidak lagi memberikan peneguhan atas hidup manusia melalui bahasa kenyataan,
maka ia hanya menjadi sebuah institusi yang justru menjadi sarana pematian
kehidupan melalui upaya pembungkaman nilai kebenaran dan sikap
apatisme di hadapan kebobrokan nilai.
Agama yang Berpijak dan Berpihak mengajak kita untuk mengurai benang
kusut kehidupan praksis beragama yang terlampau formal, lalu datang kepada
kesejatiannya, yakni berada di tengah kenyataan hidup dan membahasakannya
secara benar sesuai dengan pengalaman dan konteks penganutnya. Agama yang benar
adalah agama yang berpijak pada realitas kehidupan dan berpihak pada keutamaan
kehidupan. Karena ia berpijak maka ia coba membahasakan kehidupan dalamnya ia
mengindahkan konteks. Ia berpihak melalui aktus yang memposisikan dirinya
secara terang-terangan, tegas dan tandas, dengan membela mereka yang tertindas
dan teraniaya. Keberpihakan agama menjadi sebuah kekuatan tandingan yang
melawan kebobrokan dunia melalui pelbagai kebijakan yang tidak human dan
melawan kemanusiaan.
Buku ini terdiri
dari tiga bagian besar. Semua pembahasan dilengkapi dengan anak-anak judul yang
diberi bab tersendiri. Selain itu Rm.
Max Regus Pr, MA membuat Prolog di awal pembahasan buku ini. Catatan
kritis-konstruktif yang dibuat oleh beliau menambah bobot ilmiah dari buku ini.
Bagian
Pertama,
MENCARI PENGERTIAN. Bagian ini menjelaskan alur gagas buku melalui penjelasan tiga istilah dasar yang perlu ditampilkan yakni “Agama”, “Katolik” dan “Gereja. Pengertian tiga istilah ini penting karena justru di dalamnya identitas
pembahasan dapat lebih jernih dilihat oleh pembaca untuk memahami apa yang
tersaji.
Bagian
Kedua,
GEREJA YANG BERPIJAK DAN TERLIBAT. Pada bagian ini dipertegas
tentang pijakan Gereja menjalankan misinya di tengah dunia modern.
Bagian
Ketiga,
MEMBENTANG KONTEKS-MEMBANGUN KETERLIBATAN, dipresentasikan tentang keterlibatan
dan konteks keterlibatan. Dalam bagian ini ada beberapa bab yang memperkaya analisis
yang intinya mempertautkan keterlibatan gereja dengan mengindahkan konteks.
Apa yang tersaji di sini hanyalah kepingan refleksi yang belum lengkap
dan tidak pernah final. Berpijak pada keyakinan bahwa kelengkapan selalu berada
dalam dialektika
berproses, refleksi-refleksi ini hanyalah percikan untuk
menimbulkan api semangat baru yang akan dikobarkan oleh setiap yang membaca
buku ini. Akhirnya, diharapkan
keberpihakan kita jelas terhadap isu-isu mondial setelah membaca buku ini. Selamat membaca!
proficiat ka'e,
ReplyDeletesayang saya belum sempat membaca bukunya. tapi saya bisa menangkap isi dan pesan yg kuat dari sinopsis dite di atas. keprihatinan sekaligus refleksi dite lewat buku ini, menyingkapkan bhw masih banyak "tugas-tugas besar" yang harus dihadapi gereja katolik di manggarai. pemikiran kritis yang tertuang dalam buku ini mengajak kita untuk tak segera puas dgn apa yg sudah dilalui selama ini. sebab ternyata, dalam pelbagai konteks,dgn segala kendalanya, pelayanan pastoral kita, masih jauh dari apa yg diharapkan. sbgm yg diharapkan dari buku ini, tentu saja, bukan cuma tugas pelaku karya pastoral untuk melaksanakannya, tapi juga, terutama, partisipasi aktif umat. kalo tidak salah buku ini terbit tahun lalu, berbarengan dgn perayaan 100 thn kehadiran gereja katolik di manggarai. dgn kata lain, buku ini jadi satu hadiah utk gereja di manggarai,dan mudah2n membawa pencerahan bagi seluruh umat katolik di manggarai. nb. mudah2n saya bisa membacanya suatu saat. sayang belum terdaftar di google books, spy paling tidak kami yg jauh bisa membacanya dlm versi digital hehe..tabe, sukses selalu latang ite. Tuhan memberkati
Kraeng Tian, terima kasih sudah lejong di sini. Jika suatu saat ite pulang libur, ite bisa dapatkan buku ini di toko buku Nusa Indah, Gratia Katedral dan Ledlaero Ruteng. Salam sejahtera, sukses ite di tempat pelayanan. Tabe.
Delete