Posts

Kain Songke dan Bahasa: Penanda Inkulturasi di Manggarai

Image
(Dialog Gereja-Budaya di Manggarai) Pemain Caci Manggarai mengenakan Towe Songke Kanisius Teobaldus Deki Dosen STIE Karya, Co-editor buku “Gereja Menyapa Manggarai” (Parrhesia Institute Jakarta, 2011) Mengagumkan! Itulah perasaan yang muncul saat saya ke gereja, Minggu, 19 Februari 2012. Tidaklah berlebihan jika saat itu menjadi hari bersejarah bagi salah satu wujud materil budaya yakni kain tenunan. Betapa tidak, ada lautan manusia yang mengenakan busana berbahan songke, kain tenunan kebanggaan orang Manggarai di gereja Katedral Ruteng dan di seluruh gereja Katolik Keuskupan Ruteng. Sejauh mata memandang, terlihat elok begitu banyak lelaki yang mengenakan kain sarung songke, jas songke dan destar songke. Tak ketinggalan ibu-ibu serta gadis yang memadukan kebaya atau bajunya dengan selendang dan kain sarung tenunan songke juga. Tidak hanya kain tenunan, suasana menjadi sangat syahdu dan sakral, tatkala perayaan ekaristi dipadukan dengan doa-doa dan lag...

TERGILAS ANGKA MIMPI

Image
Cerpen Kanisius T. Deki             Kota beringin di musim hujan. Dingin terasa menusuk. Kendaraan hilir mudik tiada henti seakan memperlihatkan kehidupan yang tidak pernah mati. Pejalan kaki berjalan mengenakan jaket kulit. Penjaja kompiang dan rokok menawarkan dagangannya tanpa malu. Semuanya tetap seperti tiga tahun lalu. Toko-toko masih terbuka, para pelayan yang cantik-cantik dengan mudah mengumbar senyum. Pemuda-pemuda asyik berparkir ria di depan toko sambil menghisap sebatang rokok hasil minta-minta. Atau malah diisap berdua dengan sistem STM (setengah main). Ada kesan mendalam: hidup ini memang harus dinikmati.             Seorang laki-laki berlari kecil di antara pejalan kaki yang berjubel di emperan toko. Dengan gesit ia mencari jalan yang kosong. Ekspresinya menampakkan bahwa ia sedang sibuk dan tak bisa ditunda lagi. Ia masuk ke sebuah kios kecil yang...

Menggagas Teologi Pertanian di Manggarai-Sebuah Pendekatan Biblis

Image
Benih (Foto: Bisnis.Com) Kanisius Teobaldus Deki   Dosen STIE Karya 1. Pendahuluan Manggarai Raya [1]  sudah terbagi menjadi tiga kabupaten: Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur. Pelantikan bupati pertama Kabupaten Manggarai Timur dilangsungkan pada 14 Februari 2009. Rasa gembira mewarnai perasaan setelah sekian lama berjuang mewujudkan impian. Semua elemen, entah pemerintah maupun masyarakat yang telah bahu membahu memperjuangkannya, menaruh harapan di masa depan untuk lahirnya sebuah kesejahteraan yang selama ini didambakan. Sejak dimekarkannya dua kabupaten baru yakni kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai Timur, kerap ada pertanyaan yang terlontar, “Apakah pembagian wilayah ini akan memberi dampak yang signifikan dengan kesejahteraan rakyat?” Pertanyaan ini perlu dihiraukan dan digubris karena esensinya. Urgensitas pertanyaan ini justru menyentuh ranah substansial dari alasan pemekaran yang berkiblat pada percepatan pertumbuhan pembangunan dan ...