Posts

Showing posts from 2021

Drs. Doroteus Hemo: Historia Magistra Vitae

Image
 Kanisius Teobaldus Deki Sosok Doroteus Hemo dikenal khalayak Manggarai sebagai pribadi yang banyak menghabiskan masa hidupnya sebagai peneliti dan penulis. Fokusnya pada sejarah dan budaya Manggarai. Sejauh telusuran referensi yang kami jumpai, [1] terlihat bahwa orang Manggarai pertama yang memunyai banyak karya tentang sejarah dan kebudayaan tentang daerahnya sendiri, Manggarai, adalah Doroteus! [2] “Bapa saban hari selalu meneliti dan menulis. Jika dia sudah selesai pekerjaannya di sekolah pun di kantor, selalu berkutat dengan tulisan. Ia rajin membaca, mewawancarai orang lalu menuangkan ide atau konsep-konsepnya dalam bentuk tulisan”, kenang Mama Antonia Aqulina Apul. Doroteus melihat bahwa ada banyak peneliti dan penulis dari luar yang membahas tentang Manggarai dan segala kekayaannya. “Saya ingin agar pihak kita sendiri membicarakan diri kita dari perspektif sendiri, bukan bergantung pada apa kata orang yang adalah outsider . Keberanian kita mengatakan diri kita pada or...

Sistem Ijon Sudah Pamit- Kisah Kelompok Tani Golo

Image
  Kanisius Teobaldus Deki K ampung Wune terletak di desa Golo, kecamatan Cibal. Kampung ini terletak di puncak bukit. Di bagian Selatan terdapat kawasan hutan Negara. Di hutan itu terdapat mata air yang memenuhi kebutuhan penduduk. Dari ketinggian, sejauh mata memandang terpampang di depan mata wilayah Benteng Jawa di Timur. Juga kampung Barang dan Laci terlihat begitu dekat. Penduduk di kampung ini semuanya bertani. Mereka menanam kopi, cengkeh, cokelat, kemiri dan berbagai jenis kayu. Di sini ada kelompok tani dengan nama Raka Cama. Raka dalam bahasa Manggarai berarti bekerja sama atau bergotong royong. Cama berarti sama-sama. Raka Cama berarti bekerja bersama-sama. Anggota kelompok berjumlah 32 orang. Namun yang aktif setengahnya, 16 orang. Mereka mulai menanam kopi di tahun 1940an untuk jenis robusta. Tanaman kopi mereka peroleh dari daerah Colol di Manggarai Timur. Luas lahan masing-masing orang adalah 0,25ha-0,75. Tanaman kopi yang mereka miliki um...

Opus Caritatis Pax: In Memoriam P. Servulus Isaak SVD

Image
  Kanisius Teobaldus Deki B eberapa minggu yang lalu saya bersama enu Wiwin Haman menjumpai P. Servulus di kediamannya, di Biara SVD Ruteng. Kali itu saya sempat menunggu beberapa saat di ruang tamu biara SVD karena Om Tuan Servulus, demikian kami biasa menyapa, masih melayani orang-orang yang berobat. Sejak beliau pensiun dari jabatan sebagai Ketua STKIP Santu Paulus (kelak menjadi UNIKA Santu Paulus) dan Provinsial SVD Ruteng, kegiatan harian Om Tuan adalah melayani umat yang datang berobat, khususnya untuk berbagai jenis penyakit yang sulit sembuh. Pada hari itu Om Tuan akan menjadi pengkotbah dalam sebuah perayaan ekaristi dengan menggunakan daring, Zoom Meeting. Enu Wiwin menjadi operator untuk beliau. Hari itu saya datang karena ada ingatan yang kuat untuk bertemu sekaligus membawa ole-ole roti buatan kami. Sempat kami bercerita tentang roti itu. Beliau menerimanya dengan rasa senang. “Saya suka makan roti”, katanya singkat. Lalu saya pamit pulang. En...

Temuan Dokumen Baru (Menguak Teka-Teki Tanah Sengketa Labuan Bajo- Sisi Tilik Dokumen Tanah- Bagian ke-6)

Image
  Foto Tanah Sengketa (sumber:floresa.co) Temuan Dokumen Baru D alam perjalanan waktu, ketika ada begitu banyak yang membaca ulasan-ulasan saya edisi 1-5, mereka memberikan berbagai dokumen baru berkaitan dengan tanah yang disengketakan saat ini. Dokumen-dokumen itu membenarkan bahwa “ada teka-teki” dalam banyak aspek terkait tanah Toroh Lemma Batu Kallo. Di penghujung tahun 2015, muncul Surat dari BPN Labuan Bajo bertanggal 21 Desember 2015. Surat itu berisi tentang undangan Sidang Panitia “A” Permohonan Hak Atas Tanah atas nama Dai Kayus. Surat ditujukan kepada Lurah Labuan Bajo, Anggota Panitia “A”, Muhamad Naser, Abdul Gani, Umar Ali, Maling Pembalas masing-masing sebagai Ahli Waris, Ente Puasa dan Muhamad Syair selaku saksi. Diundang juga H. Umar Ishaka dan Ramang N. Ishaka selaku Fungsionaris Adat, termasuk Dayus Kayus selaku pemohon. Dalam dokumen surat itu masih ditambahkan juga nama-nama yang diundang antara lain: Fatimah Badosalam, Muhamad Ali, Bah...

Dilige et quod vis fac! In Memoriam Kanisius Barung

Image
    M ula pertama bertemu Pak Kanisius Barung sekitar tahun 1991. Kala itu saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Guru Bahasa Indonesia kami, tamatan Universitas Sanata Dharma Jogjakarta, Dra. Editha Saka, merujukkan salah satu sumber pustakanya pada buku yang ditulis Pak Kanisius cum suis (dengan teman-temannya), diterbitkan oleh PT. Gramedia tahun 1990. Saya suka melihat para penulis buku. Itu bagian yang tak mungkin absen dari pandangan saya saat membaca sebuah buku. Ada adagium mengatakan, penulis kerap mencerminkan isi. Lalu muncul kebanggaan karena ternyata buku ini, salah satu penulisnya orang Manggarai. Hingga tahun itu, nama penulis sohor yang tak mungkin dilupakan dalam pewacanaan Bahasa Indonesia adalah Dr. Gorys Keraf dengan puluhan buku dan artikel karyanya, termasuk yang paling banyak dibaca adalah buku Komposisi terbitan Nusa Indah. Munculnya nama Kanisius Barung setidaknya memiliki sebuah keterwakilan perasaan bahwa ada ju...