Posts

Showing posts from September, 2017

PARA PIHAK DALAM RITUS ADAT ORANG MANGGARAI (BELAJAR ADAT MANGGARAI-Bagian Ketiga)

Image
Kanisius Teobaldus Deki   Acara adat Tesi sebelum rumah Gendang dibangun di Tenda Apakah sebuah ritus adat Manggarai dapat dilakukan tanpa kehadiran pihak lain? Jawabannya: Tidak. Siapa saja yang harus hadir dalam ritual adat orang Manggarai? Ini temuan kami yang boleh jadi kita masih bisa diskusikan. PARA PIHAK DALAM RITUS ADAT ORANG MANGGARAI 1) Setiap ritual adat, kehadiran pemilik acara adalah unsur konstitutif. Tidak bisa sebuah acara dibuat tanpa kehadiran pemiliknya. Pemilik acaralah, apapun namanya, yang mengundang pihak lain keluarga atau famili ( ase-kae pa'ang olon-ngaungn musin ), pihak penerima gadis ( anak wina ) dan pihak pemberi gadis ( anak rona ). Para pihak ini hadir dengan peran dan hak masing-masing. 2) Pihak ase-kae, anak wina dan anak rona menjadi saksi dalam ritual itu. Pada acara "kapu" (penerimaan secara resmi) pada anak rona akan dikatakan sbb:   "Yo ruma, ai ite ende-ema anak rona, ata ine watu c...

BAHAN KURBAN RITUAL ADAT ORANG MANGGARAI (BELAJAR ADAT MANGGARAI-Bagian Kedua)

Image
Kanisius Teobaldus Deki BELAJAR ADAT MANGGARAI (Bagian Kedua) Kemarin saya memposting ke pembaca media ini tentang TOROK. Ada banyak tanggapan yang bernas memukau dari para pembaca, pencinta budaya Manggarai sekaligus pemilik budaya ini. Hari ini saya membagi temuan tentang Bahan Kurban dalam ritus adat (yang tentu juga bisa kita diskusikan). BAHAN KURBAN RITUAL ADAT ORANG MANGGARAI. 1) Ada tiga jenis bahan kurban. Pertama, kurban persiapan. Kurban persiapan ini disiapkan sebagai pintu masuk upacara inti. Ada beberapa jenis bahan/materi kurban seperti: Cepa (Kala, raci, tahang, mbako), Rongko, Tuak . Bahan-bahan ini dipakai untuk "benta", "siro" atau "wanta" (mengajak, mengundang, memanggil) leluhur, naga beo, naga mbaru , entah di kuburan ( boa ), compang (mesbah persembahan) atau di rumah di atas loce/tange (tikar/bantal besar). Kedua , kurban utama. Kurban utama berupa telur ( ruha , pada acara kecil), ayam (manuk, ...

BELAJAR ADAT MANGGARAI (Bagian Pertama: TOROK)

Image
Kanisius Teobaldus Deki Beberapa waktu terakhir ini kami sedang mengerjakan hal-hal yang terkait budaya Manggarai. Kami mewawancarai tua adat (ata pecing adak) di banyak tempat untuk akhirnya menghasilkan referensi yang berguna bagi generasi Manggarai yang akan datang. Berikut temuan-temuan kami (yang tentu masih bisa didiskusikan): TOROK 1) Torok adalah ungkapan doa orang Manggarai yang ditujukan kepada Mori agu Ngaran-Jari agu Dedek (Tuhan dan Pemilik-Pencipta dan Pembuat), wura agu ceki (roh leluhur), naga beo/naga tanah (roh kampung), ata pa'ang be le (semua yang sudah meninggal dunia). 2) Torok diungkapkan dalam dua bentuk. Pertama, Tudak yakni untuk upacara sederhana yang hewan kurbannya berkaki dua (ayam/manuk) dan bahan lainnya telur ayam (ruha manuk). Kedua, Renge untuk hewan yang berkaki empat. Misalnya: renge ela paka di'a (Mendoakan hewan kurban pada saat pesta kenduri). Berbeda dengan tudak yang hanya diucapkan, renge biasanya di...