Kanisius
Teobaldus Deki S.Fil., M.Th
Apakah
Roh Kudus itu nyata ada, bukanlah pertanyaan yang penting lagi bagi umat
beriman. Namun bagaimana Roh itu menampakkan diri, itulah sebuah pertanyaan
yang aktual dan relevan. Aktual karena bermuara pada pertanyaan: manakah
buah-buah roh? Relevan karena buah-buah roh yang nyata dalam kehidupan kongkrit
membawa manusia dan semesta kepada kepenuhan hidup sebagai anak-anak Allah.
Tulisan
ini lebih sebuah narasi syukur yang membuncah atas kasih karunia Allah yang
nyata dalam diri para suster SSpS yang kini merayakan 75 tahun karya di
Keuskupan Ruteng, Denpasar (Sumbawa) dan Weetebula (Sumba). Sebuah perjalanan
intan yang terus memendarkan cahaya dari hati yang tulus, iklas, sedia dan
setia melayani umat Allah dari pelbagai suku, bahasa, bangsa dan bahkan melintas
batas (passing-over) dari sekat-sekat
primordialistik seperti agama dan keyakinan di panca benua.
Dalam
percakapan sehari-hari kerap terdengar sebutan Roh Allah dan Roh Kudus. Kata
“roh” diasalkan pada kata Ibrani “ruah” dan kata Yunani “pneuma” yang berarti
nafas dan roh. Kata ini menunjukkan secara aktif kuasa pemberi kehidupan yang
tak kelihatan namun dirasakan. Sejak dalam Kitab Kejadian, Roh Allah sudah
hadir di tengah dunia dalam proses tataciptaan (Kej. 1:2), membentuk manusia
(Kej 2:7), memelihara kehidupan semesta (Maz 104:30). Roh yang mencipta. Dalam
seluruh alur kehidupan Roh Allah membantu manusia memiliki keahlian (Kel 31:3),
kemampuan memimpin (Hak 3:10) dan kekuatan lahiriah (Hak 14:6). Roh Allah juga
mengilhami para nabi dalam kitab suci sehingga mereka menjalankan kehendak
Allah dalam memimpin bangsa Israel (Yes 63:10,11), dengan moralitas yang
terandalkan (Maz 139:7) dan nurani yang senantiasa terjaga (Maz 139:23-24).
Dalam
masa bangsa Israel terjerembab dalam lembah nista karena meninggalkan Allah dan
dibantai oleh penjajah asing, pemazmur tetap yakin akan munculnya mesias, sang
penyelamat yang akan membebaskan bangsa Israel dari penindasan (Yes 11:2,
42:1-4, 6:1-2, bisa kita bandingkan dengan teks Luk 4:18) dan nubuat tentang peran
Roh dalam kehidupan umumnya (Yeh 36:26, 27, Yl 2:28). Janji Allah memerdekakan
bangsa Israel (dan umat kemudian umat manusia seluruhnya), tidak hanya berciri
temporer, namun berkelanjutan tanpa batas waktu dalam tata keselamatan Allah
melalui kelahiran Sang Mesias, Yesus Kristus (Mat 1:18, Luk 1:35),
pembabtisanNya (Mark 1:8), pelayananNya (Mat 12:28) dan kebangkitanNya (Yoh
7:39).
Pascakenaikan
Yesus, sesuai janjiNya, Dia akan mengirim penolong, yakni Roh Kudus untuk
membantu para murid dan setiap orang yang percaya (Luk 24:49 ). Dalam kehidupan
jemaat perdana Roh Kudus turun atas para rasul (Kis 1:8), Dialah Roh Kristus
(Rom 8:4, 2Kor 3:18). Roh itu menuntun jemaat yang percaya dan memenuhi mereka
(Ef 4:4), memberikan aneka karunia untuk melayani seluruh persekutuan umat
beriman (1Kor 12:7).
Congregatio Missionalis Servarum
Spiritus Sancti (CM-SSpS)
atau Kongregasi Abdi Roh Kudus berada
dalam area semangat biblis di atas. Dalam
kebulatan tekad yang luar biasa mengagumkan, mereka percaya bahwa Roh Kudus
Allah adalah Pencipta, Sumber dan Penata kekuatan sepanjang hidup dalam proses
pertumbuhan spiritual, dan hanya dengan Roh maka orang percaya dapat memperoleh
kemenangan melawan dosa.
Panggilan
kepada kekudusan SSpS ditandai oleh keyakinan bahwa Roh melepaskan orang kudus
dari belenggu ketergantungan mutlak pada hukum secara harfiah. Roh adalah Roh
Kristus Pembebas, yang mengubah orang berdosa, yang menyesuaikannya dengan
citra Kristus (2Kor 3:17-18). Karena itu, melayani Kerajaan Allah berarti
melayani umat-Nya yang berada dalam dunia melalui pendidikan baik formal
(TK-SLTA) maupun nonformal (Kursus dan pembinaan Asrama) juga pastoral dalam
aneka rupanya.
Roh
Kudus ialah Roh Kerajaan Allah yg mengutamakan kebenaran, damai sejahtera dan
sukacita di atas makanan dan minuman (Rom 14:17). Roh yang melepaskan egoisme
dan individualisme untuk melayani orang yang sakit dan menderita melalui
pendirian Balai Pengobatan dan Rumah Sakit dan panti-panti kusta, termasuk
lingkungan hidup yang kian rusak melalui JPIC. Roh yang menuntun mereka untuk
melewati padang savanna di Sumba, penghinaan dan penolakan di Sumbawa.
Di
atas segala-galanya, Rohlah sumber kebenaran, sumber kasih kudus yang
mengungguli imam dan pengharapan, yang paling pertama dan utama dalam daftar
buah Roh hasil spontan dari pekerjaan-Nya (Gal 5:22-23). Keyakinan ini membuat
mereka tidak berdiam diri di Eropa, tetapi melangkahi samudera dan benua untuk
datang bermisi di Indonesia, khususnya Flores. Dalam rangka itu maka
karunia-Nya kepada gereja harus dihargai dan digunakan (1Kor 12-13) pada aneka
karya pastoral kemudian: di tanah Flores, Kalimantan, Sumba, Sumbawa dan juga
kemudian mengirim misionaris ke seluruh dunia. Semua karya ini adalah sebuah
perutusan Allah yang dirasakan dan dialami manusia dari watu ke waktu!
Kongregasi
ini sungguh sadar bahwa Rohlahyang mempersatukan seluruh visi, misi, karya serta orang-orang
yang bergabung di dalamnya, bahkan bila Ia membagikan karunia yang berbeda di
antara mereka, Ia berusaha memelihara kesatuan dalam ikatan damai sejahtera (Ef
4:3). Itulah sebabnya, karya-karya Kongregasi ini, walau dilumuri oleh pelbagai
tantangan dan masalah, tak pernah sepi dari derita dan air mata, namun selama
75 tahun di Provinsi Flores Barat, tetap kokoh kuat. Roh Kudus yang menuntun
ini, seakan teguh pada keyakinan ini: Janganlah memadamkan Roh karena tidak
bersandar pada-Nya, dan janganlah mendukakan-Nya dengan mengandalkan-Nya secara
salah (1Tes 5:19, Ef 4:30). Sebuah karya yang sulit ditakar akal, penuh misteri
namun tetap abadi hingga kini!
Apakah
penjajahan yang paling mengerikan di saat ini? Bukan lagi peretasan batas
wilayah, mencari negeri baru, menjelajahi samudera. Bukan! Penjajahan itu
adalah kemiskinan, kebodohan, kesehatan yang buruk, tidak dihiraukan, tidak
dianggap ada, terlemiminasi dari komunitas dan tidak mendapat tempat dalam
kebersamaan. Ini adalah penjajahan kemanusiaan yang total. Belenggu yang harus
dilepaskan segera. Selama 75 tahun SSpS sudah menjadi peretas jalan untuk
menemukan jalan pembebasan atas penjajahan itu. Sebuah mahakarya dalam pelbagai
bidang kehidupan yang tak terukur kata. Kami tetap mendukungmu, kami tetap
mengharapkan komitmenmu tak berubah, karena kami yakin Roh Kudus yang engkau
layanilah yang menuntunmu pada jalan kebenaran dan kehidupan. Nyatakanlah terus
melalui pewartaan dan karya bahwa Roh Kudus itu nyata!***
75
Tahun CM SSpS di Keuskupan Ruteng, Oleh: Sr. Mektilde
Theodora Nahas, SSpS)