Posts

Showing posts from April, 2011

Jurnal Pendidikan & Kebudayaan MISSIO

Image
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan MISSIO adalah jurnal ilmiah bagi ahli dan speasialis ilmu pendidikan, filsafat-teologi, budaya dan agama. Setiap artikel yang mengisi jurnal ilmiah ini berada dalam kerangka perutusan (missio) . Melalui artikel-artikel yang ditampilkan dalam setiap edisinya, terdapat misi pencerahan untuk para pembaca dalam bingkai transformasi. Dengan harapan refleksi-refleksi tentang manusia melalui metode kritis-konstruktif perlu terus menerus diwacanakan sehingga manusia kembali menemukan jati dirinya. Terbit dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian, konseptual atau studi pustaka dan resensi buku baru. ISSN 1411-1659. Tertarik untuk bergabung? Kirim e-mail ke: kanisius_2009@yahoo.com/kanisiusdeki@gmail.com

MENJADI ABDI Menghalau Gelap Budi Menyingsing Fajar Pengetahuan (Penerbit Ledalero 2008)

Image
MENJADI ABDI Menghalau Gelap Budi, Menebar Fajar Pengetahuan Berada pada kesadaran kritis yang dilumuri kekaguman dan rasa hormat atas kiprah Pater Roosmalen di dunia pendidikan, buku ini memperoleh alasan keberadaannya. Kegelapan budi adalah kiasan yang dapat disimpulkan ketika anak-anak negeri Congka Sae ini belum dijamah pendidikan formal yang bermutu. Kegelapan budi juga adalah tanda masih diperlukannya sebuah hirauan untuk sebuah perkembangan yang humanistis di masa depan dengan titik tumpu pengetahuan. Kehadiran Roosmalen sebagai seorang guru yang mengabdi secara total dalam dunia pendidikan menebar fajar pengetahuan yang dapat dijadikan arah baru perkembangan ke arah modernitas. Pendidikan yang integral dan holistik dengan penekanan yang seimbang antara aspek intelektual, spiritual, afektif dan sosial adalah ciri khas ”perguruan” Roosmalen. Komprehensivitas inilah yang juga menjadi tanda dari lembaganya. Di hari-hari tuanya, Roosmalen tetap setia mengawali dunia pendidik...

Senja di Kota Reinha

Image
(Penggalan Antologi Cerpen 1997-2003) “Jika kamu pernah merasakan degup jantungmu berdebar keras saat merindukan diriku, hal yang sama telah terjadi padaku juga. Bukankah setiap deringan telepon adalah sebuah kemungkinan bahwa kau datang menyapaku? Bukankah sebuah keinginan coba ditanam dalam angan, sebuah harapan ada mimpi bertemu di setiap malam kehidupan kita?” aku larut dalam perasaan. “Jadi?” reaksi spontanmu mulai muncul. “Aku mencintaimu, Fransiska!” kataku pasti. “Nick, setiap kali purnama pertama muncul, aku menatapnya dengan penuh kekaguman dan dengan sengaja kulekatkan harapanku padanya, agar di seberang sana, kau juga menatapnya. Lalu kutitipkan salam rinduku untukmu, kuberteriak….aku mencintaimu Nick, I love You, Nick….” Senja di kota Reinha…., hampir usai. Lampu-lampu mulai menyala, memancarkan sinar yang terpendar, membias. Kegelapan kini mulai menjalari jagat. Kepekatan hampir datang. Tapi terang tetap meraja di sana. Ada asmara yang enggan berakhir di sanubari....